Dulu, sebelum diperkenalkan program keluarga berencana, masyarakat kita dikenal banyak keluarga besar. Karena jumlah anak-anaknya yang banyak. Belum lagi dari istri pertama, kedua dan seterusnya. Masyarakat kita terkenal sering ngumpul atau guyub. Apalagi zaman now dilengkapi dengan gawai yang ditunjang oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informasi digital.
Ramai-ramai membuat wag - whatsapp group. Percakapan baik di online maupun offline sama ramainya. Diistilahkan 'monkey brain' kita memang brisik (baca: sistem otak limbik atau otak sub kortikal).
Sebagai mahluk sosial yang memiliki fungsi 'social brain' tujuan dibuat wag tadi salah satunya untuk lebih sering melakukan pertemuan kopdar -- kopi darat.
Kebersamaan adalah konsep manusia yang sangat mendasar dalam bentuk dan fungsinya sehingga kita sebagai spesies telah secara khusus berevolusi untuk menciptakan dan memeliharanya.
Banyak budaya didasarkan pada konsep kebersamaan, dibangun dari generasi ke generasi pada prinsip-prinsip pembelajaran bersama dan perilaku dan sumber daya yang diperoleh dari interaksi sosial.
Bagian dari proses adaptif ini dikenal dengan istilah; 'sistem neuron cermin' atau MNS - Mirror Neurons System, yang berfungsi pada tingkat sel untuk membantu kita terhubung satu sama lain melalui pemahaman dan empati. Neuron cermin membantu menerjemahkan apa yang kita lihat menjadi informasi yang dapat dipergunakan sehingga kita dapat berhubungan dengan dunia dan menemukan tempat fungsional di dalamnya.
Pada tahun 1980-an sekelompok peneliti Italia yang dipimpin oleh Giacomo Rizzolatti menguji cara-cara di mana neuron ditembakkan ketika monyet-monyet saat meraih kacang.
Mereka menempatkan elektroda di bagian otak monyet yang terkait dengan pemahaman dan respons sosial. Suatu hari seorang peneliti masuk ke ruangan dan mengambil kacang di depan seekor monyet yang terhubung ke peralatan pencitraan, dan neuron yang sama persis yang ditembakkan ketika monyet itu mengambil kacang yang ditembakannya sendiri. Persisnya cara yang sama seperti ketika menyaksikan orang lain mengambil kacang!
Kemudian hal tersebut menyebabkan adanya teori neuron cermin, dan hipotesis bahwa neuron-neuron ini tidak dapat membedakan antara tindakan yang dibuat oleh tubuh mereka sendiri dan tindakan yang mereka amati dari orang lain.
Neuron cermin berada di kedua sisi kepala, di bagian otak yang memainkan peran dalam mengarahkan perilaku, membimbing dan merencanakan gerakan, serta menafsirkan tindakan orang lain, juga dalam memahami mempergunakan alat.
Sinyal informasi gerak gambar yang datang dan ditangkap oleh kedua mata kita selain diteruskan untuk diperoyeksikan gambarnya di daerah belakang kepala occipital lobe, juga yang masuk ke daerah STS - superior temporal sulcus ternyata diteruskan kedua bagian neural pathways yang berbeda; ke arah inferior parietal lobe - sensorimotorik, dan ke arah inferior frontal gyrus bagian pemaknaan secara paralel. Karenanya memikirkan dan melakukan sama-sama lelah, sebab sama-sama mengeluarkan percikan energi jaringan listrik neurons otak.