Bagaimana dengan soft skills yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin?
Ketika kita membicarakan kepemimpinan yang efektif ada banyak sifat dan keterampilan yang wajib dimiliki. Ada satu fakta pernyataaan yang popular bahwa kepemimpinan tidak hanya diharapkan di posisi puncak sebuah tim dan organisasi.Â
Merupakan suatu keuntungan tersendiri bila kualitas kepemimpinan kita tingkatan di semua level. Kenapa hal ini menjadi penting? Karena bila di semua tingkatan memiliki pemahaman jiwa kepemimpinan yang kuat tentang bagaimana meningkatkan seluruh keterampilan akan dapat membantu memperbesar peluang kita memiliki dampak positif yang tepat, terutama juga pada mereka yang kita pimpin.
Sangat jarang para pemimpin memiliki ketrampilan di hard skill dengan pekerjaan spesifiknya dan dapat terukur. Namun yang terpenting jangan abaikan kemahiran di soft skills yang dapat mendukung atau malah menghancurkan karir kita bekerja sebagai pemimpin. Pastinya pengetahuan soft skills memang sangat sulit untuk diukur dan didefinisikan ketimbang pengtahuan hard skills seseorang.Â
Jujur saja, kita membutuhkan pengetahuan soft skills tadi terutama terkait dengan isu-isu inter-personal. Atau dengan kata lain; berurusan dengan orang lain, dengan manusia dan menavigasi pengaturan sosial. Mereka adalah kepribadian yang naluriah dengan sifat dan kemampuan yang memungkinkan kita "membaca ruangan" dan memahami respon orang-orang sekitar kita.
Keterampilan soft skills diperlukan tidak hanya di level permukaan saja, tapi harus menyelami sampai ke dasarnya. Menyelidiki apa yang membuat kegundahan hati dan kombinasi pikiran di kepala kita.Â
Kabar baiknya kita dapat mengembangkan pengatahuan dan ketrampilan soft skills melalui pemahaman ilmu neurosains dan neuroleadership. Memahami tentang otak kita bekerja, tak terpisahkan bagaimana kita mempelajari dan menggunakan strategi-strategi neuroleadership.Â
Dengan mengerti bagaimana otak kita terikat secara 'hard-wired' untuk selalu menghindari ancaman (threats) dan mengejar rewards, kita dapat menginspirasi dan memimpin mereka untuk meraih sukses.
Hari ini kita menamakannya kolaborasi, inovasi, kinerja yang optimal dan agility sebagai keuntungan utama dari kita berorganisasi. Kita berhadapan dengan orang-orang yang memiliki hard skills namun tidak memiliki dan tak menyiapkan diri bagaimana caranya meningkatkan kemampuan soft skills mereka. Soft skills yang dimaksud seperti; 'corageous communication', 'brain-friendly motivation', dedikasi dan empati. Kemampuan soft skills seperti inilah yang sangat diperlukan untuk menyiapkan diri adalah kebutuhan yang kuat untuk membuat diri sendiri menjadi pemimpin masa depan yang dapat menguasai emosinya.
Hal ini sangat memberdayakan dengan segala upaya yang disengaja dan dipahami. Kita sebagai manusia sangat bisa merajut ulang otak kita (rewire our brains) dengan menggunakan strategi-strategi yang 'evidence-based' untuk membentuk neural pathways berdasarkan pengalaman dan persyaratannya.Â
Otak berkemampuan mengubah ini, yang dikenal dengan istilah neuroplastisitas. Neuroplastisitas adalah kata kunci untuk mempelajari dan membentuk kebiasaan-kebiasaan baru terkait dengan kemampuan soft skills dan hard skills secara berkelanjutan. (BIS)