1) ketrampilan soft skills adalah dibutuhkan di seluruh industri, sedangkan kemampuan hard skills hanya diperlukan di industri tertentu,Â
2) soft skills lebih merupakan kemampuan-kemampuan yang alami, sedangkan hard skills mau tidak mau harus dilatih,Â
3) kemampuan soft skills biasanya sangat erat kaitannya dengan kemampuan emotional intelligence seseorang, sedangkan hard skills lebih berbasiskan pengetahuan-pengetahuan teknis.
Di pasar kerja saat ini, faktor penentu bagi pemberi kerja sering kali berselisih antara hard skills dan soft skills dari para kandidat yang berbeda. Sebuah survei yang disajikan oleh SMB World menemukan bahwa hampir 72% CEO percaya bahwa soft skills lebih penting bagi keberhasilan bisnis mereka daripada hard skills.Â
Sedangkan yang berkata menyebutkan soft skills dan hard skills kita harus saling melengkapi untuk menjadikan kita sebagai paket total yang diinginkan majikan. Sebagai contoh, seorang desainer grafis membutuhkan soft skills 'creativity' dan keterampilan hard skills-nya adalah kemahiran penggunaan 'photoshop' untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
Kemampuan soft skills beberapa di antaranya juga adalahÂ
1) cakap berkomunikasi,
2) menjadi seorang 'team player' yang baik,
3) memiliki etika bekerja yang kuat, dan
4) menjadi yang fleksibel, serta
5) sikap positif.
Sedangkan di dalam laporan Future of Jobs, World Economic Forum melihat strategi ketenagakerjaan, keterampilan, dan tenaga kerja saat ini untuk mengidentifikasi 10 soft skills teratas yang akan dibutuhkan semua orang dalam revolusi industri keempat.Â
Yang mungkin mengejutkan beberapa orang adalah kreativitas, pemikiran kritis, manajemen orang dan kecerdasan emosi, semuanya ada dalam daftar ini.
Beberapa tahun yang lalu Google menguji algoritme perekrutannya dan menemukan bahwa "di antara delapan kualitas paling penting dari karyawan top Google, keahlian STEM hampir mati.Â
Tujuh karakteristik utama kesuksesan di Google adalah semua soft skill: menjadi pelatih yang baik; berkomunikasi dan mendengarkan dengan baik; memiliki wawasan orang lain (termasuk nilai dan sudut pandang yang berbeda); memiliki empati terhadap dan menjadi mendukung rekan kerja seseorang; menjadi pemikir kritis dan pemecah masalah yang baik; dan mampu membuat koneksi di ide-ide kompleks."