11. POCUNG
Masing-masing jenis tembang diatas memiliki aturan baku sendiri-sendiri seperti berapa jumlah gatraI (baris)nya dalam satu pupuh (bait), Guru lagu serta guru wilangannya.
Namun maksud tulisan ini bukanlah membahas tentang semua hal teknis per-macapat-an, melainkan lebih kepada kajian filosofi dari nama-nama tembang macapat diatas. Seperti biasa bagi JAWA semua hal dan bentuk budaya adalah pasemon (pralambang) dari nilai agung kehidupan itu sendiri.
Mari kita mulai satu demi satu:
1. MIJIL, ber-citarasa sedih.
Mijil bermakna lahir/keluar, yaitu lahirnya si jabang bayi dari kandungan sang ibu. Pada saat kelahiran, semua saudara sanak keluarga serta tetangga memberikan doa-doa keselamatan, menyambut dengan suka cita. Bayi dilimputi oleh rahsa, ketika haus atau lapar, bisanya hanya menangis, belum mampu berpikir.
2. MASUMAMBANG, ber citarasa Sedih, getun (menyesal)
MASKUMAMBANG bermakna emas yang mengambang., menggambarkan kondisi bayi yang sudah tumbuh dengan tingkah lakunya yang menyenangkan semua yang melihat, sehingga semua orang berhasrat menggendongnya.
3. SINOM, ber citarsa Prasaja (sederhana)
SINOM bermakna sang pemuda, menggambarkan keadaan manusia yang sudah memasuki alam akil baligh. Pada masa ini terasa semakin berat tugas mendidik bagi orang tua. Nafsu Panca inderanya sudah sempurna, sehingga perlu bimbigan ketat agar tidak kesasar.
4. ASMARADANA, bercita-rasa Sengsem (cinta/suka), sedih.