Dalam tiap kejadian perkara, memang paling enak, cari SIAPA yang bertanggung jawab, apalagi urusan sampah.
Secara moral, sampah itu sudah seharusnya jadi tanggung jawab pribadi, personal, karena, dimanapun anda berada, apapun aktivitas anda, ya pasti akan diikuti dengan timbulnya sampah,
Selama mindset "bahwa sampah saya adalah tanggung jawab saya", tentang sampah ini belum dibenerin dan mengakar di masyarakat negara Indonesia tercinta ini, masalah sampah sudah pasti akan terus lestari, lestari tidak ada selesainya maksud saya.
Tidak perlu melihat orang lain, tetangga, atau mungkin-yang paling enak-disalahkan : Pemerintah, "nah, sampah itu kan urusan pemerintah, toh kita bayar pajak, biar jadi kerjaan mereka, kok kita masih mikirin, nanti apa kerja mereka, bla bla bla"
Nah, sudah susah kalau mikirnya masih ortodoks begitu, memang tidak disalahkan sepenuhnya, toh juga pemerintah juga ada kontribusi dan tanggung jawab di sana sebagai representasi prinsip Negara Berdaulat, bahkan memang peran dan tanggung jawab pemerintah terkait urusan sampah ini diatur di Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pasal 5 dan 6, Tugas Pengelolaan Sampah ada di Pemerintah, diperkuat lagi di Pasal 11, bahwa, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah, namun, di Pasal 12 ayat 1, menyebutkan bahwa Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan
Nah, dari klausul undang-undang itu saja, kalau kita melihatnya masih dengan waras, artinya ada 2 pihak yang bertanggung jawab urusan sampah :
1. Adalah sumbernya
2. Adalah pengelolanya
Siapa sumbernya? Ya kita semua, saya, anda, mereka, semuanya
Baru, urusan pengelolanya, ya pemerintah pastinya.
Meskipun demikian, toh kita juga semua tahu, bahwa, mohon maaf, kinerja pemerintah kita dalam mengatasi sampah dinilai masih belum maksimal dan optimal, apalagi ditambah masih bergantungnya kita pada keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (yang udah ganti nama jadi TPST)
Tapi ini bukan tentang teknis, teknis pengolahan sampah sudah banyak dimana-mana, tinggal dibaca, dipahami, dipraktekkan.
Dan di sini saya ingin mengajak pembaca semua berpikir, kita sama-sama berkomitmen untuk mengatasi masalah sampah