Kugaruk kepalaku binggung.  " E, e... benarkah Sakura ? ". Sakura mengganguk, ia  bangkit lalu duduk di pangkuanku." Andi, apa kau ingat aku ?." Isabel menatapku.
Aku mencoba menggingati sosok cantik di hadapanku, kurasa ia sosok yang tidak asing bagiku, tapi di mana aku bertemu, dan kisah apa yang telah terjadi ? hingga ia  mengaku sebagai  calon istriku? ini mustahil .
" E, e , tidak ! aku tidak mengenalmu Bella. " Kucoba mengingat kembali, tapi aku tidak mendapati rekam jejak kebersamaan dengannya dalam hidupku. " Baiklah jika engkau telah melupakan calon istrimu ini, Andi apa kau ingat waktu kita bertemu di london dalam perayaan karnaval, kau berjanji akan menikahiku ."Â
Aku binggung mendengarnya, ini pasti lelucon. Ia menggerakkan jemarinya, seperti memainkan  sihir hingga ingatanku seketika,  teringat akan peristiwa di London tempo dulu. Ya Gadis kecil berambut putih yang cantik dikarnaval itu  aku ingat, ia bernama Isabel.
" Baiklah Andi aku pergi, kelak jika kau telah menginggatiku dengan baik, kau  akan mencariku. " Sambil memberi isyarat pamit, ia mengambil tombak dan ikan burunnya, lalu bergegas melompat ke air di susul Gabriel.
" Bella ." Panggilku, aku berusaha mengejar, namun Sakura menahan bahuku." Kita akan bertemu kembali " Sahutnya berenang menuju pulau. Aku bergegas mengambil teropong, kulihat beberapa orang berdiri menyambut keduanya.
 Gadis kecil itu, ya gadis kecil itu, bernama Isabel, wanita yang sangat cantik, benarkah ia mau menikah denganku ?, oh Tuhan,bagaimana  ia bisa hadir di hidupku. mimpi apa aku tadi malam.
Andi ! ada apa denganmu, awas kau !." Sakura mengacungkan kepal tinjunya . " Langkahi dulu mayatku !." Aku hanya bisa tersenyum, melihat kecemburuannya. " Andi !, apa maksudmu ?, gadis kecil yang mana ? dan siapa yang ingin menikah denganmu ?. "
Kutatap Sakura dengan pandangan binggung. " E, tidak ! tidak  aku hanya berkata asal ." Ia menatapku penuh curiga. Aku hanya terdiam.  " Andi lebih baik kita pergi dari sini, aku merasa aneh dengan Bella dan Gabriel ."
Ku tarik lengan  Sakura yang bergegas melangkah menuju dapur. " Maksudmu ?. " Ia membalikkan badan. " Andi, apa kau tidak merasakannya ?." Aku mengangkat bahu tidak tahu."  Mereka sangat dingin, seperti bukan manusia.
" Aku geli mendengarnya . Â " Ah, Â kau mengada-ada saja, tapi mungkin kau benar, mereka seperti bukan manusia, seperti yang kutakutkan semula." Ia terdiam. Sorot matanya memperlihatkan kekhawatiran.