Mohon tunggu...
Bambang Mintorogo
Bambang Mintorogo Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, penyair, novelis

Penulis merupakan pengiat sastra di kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Black Rose Isabel (Part 1, Halaman 69-85) karya L Mintorogo

25 Maret 2022   01:15 Diperbarui: 25 Maret 2022   12:50 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Kalian tahu, saking tenarnya aku dikalangan  para tamu dan  para diplomat dari kedutaan asing, mereka  memiliki jadwal rutin bertanding denganku. Dari situlah aku dapat puluhan bahkan ratusan dollar di setiap kemenanganku ."

" Gila,  jadi ini rahasia auto kayamu  John ?. " Eko terheran, " Mungkin ini salah satu jalan keberuntunganku, celakanya aku tidak bisa menghindar. Terus terang Aku jadi ketagihan ratusan dollar, sebaliknya mereka bertambah jengkel untuk bisa mengalahkan aku."

John tertawa lepas. " Kuberitahu kalian, ini rahasia, jika aku diam-diam telah beberapa kali mengalahkan para master dunia ." semua terdiam melihatnya tertawa terpingkal-pingkal.

" Beneran John ?. " Dewo sangsi. " Satu monyet tertipu ." Tawa semua orang pecah. " Asem !. Kau John . " Dewo membanting handuk kecil dari lehernya." Wo,  giliranmu narik ." Ia  menggeleng-gelengkan kepala sembari menyeruput kopi.

" Tidak, jatahku buat John. John tamu-tamu itu untukmu.  siapa tahu kau mendapat keberuntungan  besar dari mereka ."

.........

Tidak jauh dari keberadaan John dan kawan-kawan mangkal, Jonathan bersiul memberi isyarat, semua menahan senyum, ketika tiba-tiba puluhan orang muncul dari balik pepohonan. Mereka memegang pedang, sebagian samurai dan beberapa pucuk pistol.

" Serahkan barang-barang kalian ! atau kalian aku habisi ." Gertak seseorang yang berkepala botak dan berbadan tinggi . Fox terpingkal. " Oke. Pilih laut, gunung atau kuburan ?. " Sahutnya dengan bahasa Indonesia dengan logat Inggris yang kental.

Dengan  centil sambil bergaya seperti model.  Ia berjalan mendekat si botak, sembari mengedipkan mata kirinya. Kawanan perampok pun bergerak mundur waspada." Maksudmu ?! ." Tanya si botak nyengir.

" Dengan uang kami, kalian pilih ke mana untuk bersenang-senang. Gunung, laut atau kuburan ?. " Mata si botak melotot sambil mengangkat samurai. " Ah, banyak bacot kamu " Bentaknya. " Sabar bang, ayolah pilih mane ?."

 Fox kembali bertanya sekali lagi dengan logat betawi yang aneh di dengar ."   Semua kawanan perampok tertawa  . " Bisa bahasa betawi juga kamu ? ." Si botak memutar-mutarkan samurainya, semuanya melihat keduanya, seolah itu hanya pertarungan mereka saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun