Mohon tunggu...
Bambang Mintorogo
Bambang Mintorogo Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, penyair, novelis

Penulis merupakan pengiat sastra di kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Black Rose Isabel (Part 1, Halaman 69-85) karya L Mintorogo

25 Maret 2022   01:15 Diperbarui: 25 Maret 2022   12:50 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" John, dengar kata-kata abangmu ini, aku hanya tidak ingin kau seperti aku, itu saja ." John menggeleng." Bang, aku bukan orang yang hidup dengan sikap pesimis, aku selalu berhitung tentang kegagalan. Biarkan aku bang, biarkan aku berjalan dengan keyakinannku .

" Mendengar itu Eko nyengir. " Makan tuh keyakinanmu John !. Jangan mimpi di siang bolong ! realistis sajalah jalani hidup ini. " Cibir Eko sembari mengambil satu batang cerutu milik John." Kau sendiri bagaimana  ?."

"  Maksudmu apa bang Amir ? ." Amir nyengir."  Ko,  nasehatmu bikin sakit jiwa." Mendengar itu Eko memalingkan wajah. " Jangan gitu bang, aku memang gagal jadi orang, makanya jadi sopir taksi. Kalau aku hebat, setidaknya aku bisa jadi pegawai negeri kayak John. "

Dewo mendekat, pandangannya mengarah pada rombongan yang berjalan mendekat. " Sudah-sudah, jangan ribut, itu ada penumpang. " Tunjuk Dewo ke arah rombongan Isabel. Semua mata melihat ke arah rombongan.

" John ngomong-ngomong apa sih, rahasia kemenangan-kemenanganmu selama ini. Apa catur yang membuatmu kaya ?, hingga kau gemar memakai pakaian-pakaian mahal, seperti yang kau kenakan sekarang ?."

 " Ini soal jam terbang Wo ?. "  Dewo melirik John dan menatapnya serius. " Maksudmu John ?. " John mengisyaratkan Dewo untuk mendekat, ia lalu berbisik. " Kau pikir aku juragan taksi atau direktur televisi nasional yang tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan banyak uang, begitu ?. "

 Alis Dewo menukik, pikirannya dipenuhi rasa penasaran. " Lalu bagaimana kau bisa dapat uang banyak untuk shopping John ? ". Ia meminta semua mendekat. " Kemari ku beri tahu kalian semua ." Orang-orang mendekat John.

" Taksi ini hanyalah kedok !. " Semua tercenggang . " Apa !, jadi yang selama ini di cari-cari polisi itu kamu ?."

Semua kepala menggeleng-geleng. Ingatan mereka tertuju pada para perampok kejam yang tengah jadi buron polisi.

" Huss, gila apa !, kau pikir aku ini apa !  tidak mungkin aku memberi makan anak istriku dengan uang haram." Semua terheran." Lalu ?." Semua terdiam menunggu jawaban."

Ya. ini, tunjuk John ke arah papan catur. " Aku bermain catur dengan para bule-bule yang datang ke Jakarta. " Semua terbenggong ." Yang bener John ? ." Tanya Dewo sangsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun