Mendengar itu ia terkejut, ia mengangkat kepala dan menghadapkan wajahnya menatap bocah yang bersiaga untuk bertempur ." Sungguh kau akan  melindungiku ?."
 Bocah itu  menganggukkan kepala, ia mengepalkan tangan, sembari memukul-mukulkannya ke dada." Dengan jiwaku. " Ia makin terheran dan semakin penasaran pula." Meski kau pertaruhkan nyawa untukku ?." Bocah itu memasang kuda-kuda gaya karate siap berkelahi.
" Demi Tuhan, Bella ! aku rela mati untukmu. " Ia melayangkan telapak tangannya ke keningnya, ia tampak kelimpungan, antara geli dan tidak percaya, tapi kepolosan anak itu telah memikat hatinya." Engkau sungguh-sunguh Andi ?."
 Isabel memeluk tubuh bocah itu dari belakang hingga membuat  kuda-kudanya tidak lues, tapi bocah itu terlihat tidak keberatan dengan apa yang dilakukannya, ia merubah gaya berkelahinya dengan gaya seperti Bruce lee." Bagaimana aku membuktikannya."
Ia terdiam memikirkan sesuatu." Panggil saja aku Bella ." Â Bocah itu mengangguk. " Kau tahu apa yang harus kau lakukan untuk membuktikan ucapanmu ?." Â Bocah itu menggelengkan kepala. " Â Kelak jika kau telah dewasa, kau harus menikahiku, apa kau bersedia ?. " Â
Bocah itu mengangguk-anggukkan kepala. " Itu masalah kecil. Aku pasti menikahimu. kau layak menikah dengan pria baik seperti aku. " Â Kata bocah itu fasih menirukan percakapan serial drama di radio. Mendengar itu, ia tampak tak percaya, tetapi hatinya sangat girang.
" Sungguh ! meski aku seorang vampire ?!. " Â Bocah itu terperanjat, melihat sosok asli Isabel, Â tapi bocah itu tampak tenang memperhatikan taringnya, sosoknya yang dingin lagi pucat, tidak membuatnya takut sama sekali.
" Aku tidak peduli, itu tak masalah bagiku !." Tegas bocah itu sembari melipat tangan bersedekap. Ia kembali mengubah dirinya kembali, kewujud manusia. " Kau sungguh-sungguh Andi ?." Â Tanyanya sangsi.
Bocah itu menoleh ke arah Isabel. " Aku akan mencintaimu dengan segenap hatiku, walau harus mempertaruhkan nyawaku. Â Kembali bocah itu menirukan dialog dari serial drama, yang sering ia dengar di radio bersama mamanya. Mendengar itu Isabel tersenyum, Â senyuman kegirangan
.....
" Bella, Bella, Bellaaa !.  "  Seketika Isabel tersadar  dari lamunannya, ketika mendengar suara kaki berlari ke arah kamarnya, sembari berteriak-teriak memanggil. " Bella, Bella !. Cepat-cepat ! kita harus pergi sekarang !." Teriak sepupunya Gabriel.