Para pengunjung  menarik Isabel ke tempat tukang foto, yang menggunakan kamera klasik agar bisa berfoto dengannya. Juru foto bergegas mengambil foto. Ia tampak tertawa-tawa kecil tak menghiraukan kerumunan orang yang begitu gembira melihatnya.  Â
Hatinya bahagia merasai keramahan orang-orang, ia merasa dirinya bagai ratu sejagat, ketika orang-orang kembali berebut mengajaknya berfoto. " Minggir-minggir !. " Teriak Richard membelah kerumunan pengunjung yang mengerubungi tunangannya.
Orang-orangpun kemudian memberi jalan. Isabel memahami maksud Richard yang merasa terganggu, seketika ia mengunakan sihir merubah pakaiannya seperti orang-orang kebanyakan, begitu pun Richard.
Keduanya menghilang begitu saja hingga membuat  kerumunan orang kebingungan mencari. Sepanjang jalan Isabel tertawa-tawa kegirangan sembari mencoba berbagai permainan.
Tangannya mengambil berbagai pernak-pernik hiasan serta makanan yang dijajakan. Para pedagang tampak  kegirangan dan menghormat berkali-kali saat mendapati koin-koin emas darinya.
Merasa sebal terus di ikuti, tangannya meraih boneka babi, lalu menyembunyikan di balik pakaiannya, ia tahu bahwa satu-satunya binatang yang paling  di benci tunangannya adalah babi.
Dulu ketika kecil, ia pernah di sekap musuh  dari kerjaan kegelapan dalam kandang babi yang jorok dan bau, karenanya ia amat membenci babi.  Memasuki permainan bola, langkahnya dihentikan oleh petugas jaga .
" Maaf nona, ini untuk anak-anak. " Dengan ringan ia tersenyum, lalu mengubah dirinya menjadi anak-anak, seketika itu petugas jaga terperangah.
" Jangan khawatir, ini hanyalah sihir, lihat temanku ." Tunjuk Isabel ke arah Richard yang mengubah  dirinya, menjadi anak-anak. Petugas jaga pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya.
" Isabel ." Panggilnya, dengan cepat ia mengarahkan boneka babi ke wajah tunangannya. Dengan cepat Richard mengelak, tangannya bergerak menangkis, lalu  menghantam asal dengan kuat boneka babi.Â
Lintasan pikirannya mengingati kenangan yang menjijikkan ketika di sekap. Seketika ia mual dan muntah-muntah. Belum sempat bangkit setelah tersungkur, karena terkena pukulan.