Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaum Fir'aun

14 Mei 2016   14:04 Diperbarui: 14 Mei 2016   14:11 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan Sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan(mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supayamereka mengambil pelajaran.
( Edisi bahasa Indonesia tafsir Jalalain , dan tafsir Ibun Katsir )

Padahal demi, sesungguhnya Kami telah menghukum kaum Fira’un dengan masamasa sulit dan kekurangan buah-buahan supaya mereka mengambil pelajaran
( Tafsir Al Misbah )
Al Qur’an Surah Al-A’raf ayat 130

Dua terjemahan surah Al A’raf ayat 130 di atas sekilas nampak sama.Perbedaanya pada tafsiran kata Ali firaun.Terjemahan pertama mengartikan dengan ( Fir’aun dan ) kaumnya. Terjemahan kedua  kaum Fir’aun.  TafsirRahmat malah menerjemahkan sesuai teksnya dengan keluarga Fir”aun. 

Walaupun terjemahan pertama dan kedua maksudnya sama, tapi mempunyai dimensi yang berbeda.Terjemahan pertama mengisyaratkan Fir'aun dan kaumnya kena hukummusim paceklik. Karena kata Fir'aun didahulukan, maka bisa ditafsirkan yang pertama kena dampak hukuman itu adalah Fir’aun.

Pada terjemahan kedua, yang paling terasa hukuman itu adalah kaum Fir’aun,sedangakn Fir’aun hanya kena dampaknya saja. Saya lebih cenderung pada terjemahan kedua. Di samping terjemahan itu sesuai teks ayat tersebut yang tanpa menggunakan kata sambung (athaf ) juga secara faktual bisa kita buktikan.

Jika terjadi bencana di satu negara maka yang paling merasakannya adalah rakyat. Sedangkan Raja akan terkena dampaknya jika bencana itu menjadi massif. Bencana paceklik pada masa Fir’aun yang diceritakan dalam ayat ini bukan bencana massif. Sebagai raja tentu Fir’aun tidak merasakan kekurangan bahan makanan, karena dia punya gudang makanan yang cukup. Dalam skala kecil mislanya jika terjadi kemacetan panjang, yang bemacet ria tentu saja rakyat, sedangkanpenguasa dengan pengawalan petugas keamanan bisa berjalan mulus dengan mobil mewahnya.

Rakyat memang selalu jadi korban kazaliman penguasa, baik yang dilakukan oleh penguasa itu sendiri maupun oleh tangan Tuhan. Kenapa korbannya adalah kaum Fir’aun? Merekalah yang memelihara kezaliman Fir’aun. Merekalah yang  memuji-muji sang Raja layaknya malaikat yang tak pernah punya salah. Bahkan ketika Fir’aun mengangkat dirinya sendiri sebagai Tuhan, rakyat Fir’aun mengamininya. Kekejaman Fir’aun pada rakyat kecil oleh kaum yang mendukungnya dianggap sebagai sikap tegas seorang pemimpin. Mereka menutup mata pada kezaliman Fir’aun. Kaum Fir’aun punya andil pada kezaliman Fir’aun.

Kenapa Tuhan tidak langsung saja menghukum Fir’aun? Berlaku ungkapan, “Lebih baik punya pemimpin yang zalim daripada Negara tidak punya pemimpin.” Jika satu Negara tidak punya pemimpin maka otomatis seluruh hukum tidakberlaku. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi.

Bencana tentu saja tidak memilih korbannya. Bukan hanya kaum Fir 'aun yang merana karena musim peceklik itu tapi juga kaum Nabi Musa yang minoritas kena dampaknya. Bedanya, bencana tersebut oleh kaum Fir’aun dianggap sebagai siksaan, tapi bagi kaum Nabi Musa dianggap sebagai cobaan. Walaupun mereka menentang kezaliman Fir’aun, bencana paceklik dari akibat kezaliman Fir’aun mereka anggap sebagai pelajaran.

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak-katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka sangat menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka.

 ( Al Qur’an, surah Al’Araf ayat 133 )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun