Mohon tunggu...
balya ananta
balya ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

saya merupakan mahasiswa angkatan 23 di Universitas Airlangga di Program studi SIstem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Prokastinasi vs Malas: Memahami Perbedaan dan Cara Mengatasinya

19 Juni 2024   09:04 Diperbarui: 19 Juni 2024   09:07 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah teman-teman sekalian merasa malas untuk mengerjakan sesuatu? 

Menunda-nundanya hingga hampir mendekati deadline? 

Fenomena ini sangat umum terjadi di berbagai kalangan, mulai dari anak sekolahan, mahasiswa, hingga pada orang dewasa.

Peristiwa ini disebut Prokastinasi. Lalu apa bedanya dengan rasa malas dan bagaimana cara kita dapat menghindarinya?

Prokastinasi Vs malas

Berbeda dengan malas yang membuat kita enggan untuk mengerjakan sesuatu, Prokastinasi adalah fenomena di mana kita malah melakukan sesuatu yang lain daripada tugas yang seharusnya kita lakukan. Pernahkah kita diberikan suatu tugas yang berat?

Kemudian apa yang kita lakukan untuk menyelesaikannya? 

Apakah dengan menunda-nundanya bermalas-malasan hingga deadline yang telah ditentukan?

Ataukah Anda merasa bahwa tugas itu terlalu berat untuk dikerjakan sehingga secara tidak sadar Anda menghindari untuk mengerjakannya dengan mengerjakan hal-hal kecil lainnya yang tidak perlu dilakukan seperti menata meja, merapikan kamar, atau mungkin membaca artikel ini. 

Inilah yang dimaksud dengan prokastinasi. 

Prokastinasi adalah suatu keadaan di mana kita menghindari suatu tugas yang ingin kita lakukan tanpa alasan yang baik meskipun kita sadar bahwa dengan menghindarinya akan ada suatu konsekuensi yang kita dapatkan nantinya.

Dampak prokastinasi

Seluruh manusia di dunia ini pasti pernah melakukan prokastinasi, tetapi apa efek samping yang didapat dengan melakukan prokastinasi?

Terkadang prokastinasi dapat memberikan efek samping yang baik pada kita seperti mengurangi stres yang diberikan oleh tugas yang berat.

Tetapi prokastinasi juga dapat memberikan dampak yang buruk seperti hasil pekerjaan yang buruk karena pengerjaannya yang terlalu terburu-buru karena mengejar deadline, rasa bersalah karena merasa tidak melakukan sesuatu yang produktif, atau bahkan dalam jangka panjang prokastinasi dapat mencegah kita untuk mencapai cita-cita kita, bahkan menunda langkah pertama kita untuk mencapainya. 

Lantas mengapa kita tetap melakukannya meskipun kita tahu bahwa prokastinasi buruk untuk diri  kita? 

Prokastinasi merupakan langkah yang diambil otak kita untuk menghadapi sebuah ancaman, dengan kita berpikir bahwa suatu tugas yang diberikan merupakan suatu beban yang berat, otak kita akan merespons ini sebagai ancaman dan otak akan mengambil langkah represif salah satu caranya adalah dengan prokastinasi. 

Prokastinasi akan menyebabkan otak lebih rileks untuk sementara waktu dan mengurangi stres yang didapat akibat pekerjaan. Ini merupakan salah satu "coping mechanism" dan akan menjadi kebiasaan buruk jika tidak segera dihentikan.

Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari terjadinya prokastinasi?

Solusi

Nahh karena teman-teman sekarang telah mengetahui dampak buruk prokastinasi, tentunya kita harus sebisa mungkin berusaha untuk menghindari kebiasaan buruk ini. Saya telah merangkum beberapa hal yang dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini.

1. Menghilangkan gangguan

Identifikasi hal-hal yang bisa mengganggu fokus kerja, seperti ponsel atau media sosial, dan usahakan untuk menjauhkan diri dari gangguan tersebut saat bekerja. Rapikan meja dari barang-barang yang tidak perlu sehingga perhatian kita tidak teralihkan.

2. Menetapkan Tujuan Kecil

Karena otak kita menganggap tugas berat sebagai ancaman, maka kita harus memecah tugas tersebut menjadi berbagai tugas yang lebih mudah sehingga selain mempermudah pengerjaan tugas, metode ini juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya prokastinasi.

3. Membuat Daftar Tugas

Dengan menyusun daftar tugas harian, kita dapat mengatur prioritas dan memastikan tidak ada tugas yang terlewat, serta pengerjaan tugas akan lebih terarah dan efektif.

4. Metode Pomodoro

Teknik ini melibatkan bekerja selama 25 menit dan kemudian beristirahat selama 5 menit, yang dapat meningkatkan fokus dan efisiensi.

Dengan memahami tentang prokastinasi saya berharap teman-teman dapat menghilangkan atau setidaknya mengurangi kebiasaan menunda-nunda dan dapat meningkatkan produktivitas. Selalu tanamkan dalam hati bahwa menghindari suatu pekerjaan tidak akan dapat menyelesaikannya. Tentunya kebiasaan ini tidak akan bisa hilang dalam semalam, namun dengan konsistensi dan komitmen, kita bisa mengatasi prokastinasi dan dapat mencapai tujuan kita dengan lebih efektif. Selamat mencoba dan semoga berhasil ! :>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun