Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Bogor Baru Lebih Seru

31 Oktober 2022   15:06 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:08 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun Alun Kota Bogor - Stasiun (Dok. Mira)

Berwisata silaturahim serta berkunjung ke seluruh kelurahan di Indonesia merupakan keinginan saya sejak beberapa tahun lalu. Senangnya saya mendapat kesempatan berwisata ke Bogor bersama KOTEKA alias Komunitas Traveler Kompasiana.

Apa? Bogor doang? Bukannya sudah puluhan bahkan lebih dari 100 x ke sana?
Tenang, Kawan...kali ini kunjungan kami berbeda loh! Lokasi barangkali sama atau berdekatan, namun suasana dan situasinya sangat berbeda. 

Eh lagipula saya dulu kalau ke Bogor nggak sampai blusukan ke kampung-kampung ini kok. Apalagi kunjungan kami ini bertepatan tanggalnya dengan hari ulang tahun Kompasiana ke-14. 

Dengan trip kali ini saya dapat check list beberapa kelurahan yang sudah dikunjungi dan tentunya tidak sekedar berkunjung basa basi sana sini , apalagi tanpa memberi arti bagi penduduk lokal.

Alhamdulillah, pada tanggal 2 Oktober 2022 bertempat di Djakarta Theater saya menyimak penjelasan dari Bapak Bima Arya Sugiarto, Walikota Bogor pada acara Supermentor-27. Bapak Bima Arya Sugiarto mempresentasikan aktivitas serta perubahan-perubahan yang terjadi di kota Bogor serta menunjukkan foto-foto kampung-kampung kumuh di Bogor yang kini telah rapih, bersih serta diberdayakan potensi ekonominya, khususnya melalui bidang pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif. 

Saat itu dalam hati saya mengatakan bahwa saya akan mengunjungi lokasi-lokasi tersebut. Akhirnya tepat 20 hari kemudian, keinginan saya mewujud bersama KOTEKA.

Baiklah, akan saya ulas perbedaan dan hal baru yang saya temukan dalam kunjungan ke Bogor di hari Sabtu, 22 Oktober 2022. Yaitu :


1. Kami menggunakan Uncal sebagai alat transportasi untuk ke 5 kampung wisata tujuan kami. Uncal merupakan bus wisata yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bogor secara gratis. Warga dan wisatawan Bogor dapat menggunakan bus wisata yang unik menarik ini untuk berkeliling di pusat kota Bogor. Alhamdulillah kami para Kompasianer mendapat kesempatan istimewa menggunakan bus wisata ini diluar rute biasanya. Terdapat pula seorang pemandu yang bercerita tentang sejarah kota Bogor yang kami lewati. Ia menjelaskan tentang parit besar yang dibuat oleh kerajaan Pakuan Pajajaran. Entah berapa kali melewati daerah itu namun tidak mengerti bahwa disitulah lokasi parit pertahanan Pakuan Pajajaran dibuat.

Berpose di depan Uncal (Dok. Mira)
Berpose di depan Uncal (Dok. Mira)

2 . Alun Alun Kota Bogor
Kami berkumpul di Alun Alun Kota Bogor yang berada tepat di depan Stasiun Kota Bogor. Sebelum pandemi kita tidak akan menemukan alun-alun kota yg lapang serta nyaman untuk menikmati kota Bogor, khususnya di seputaran stasiun. Alun Alun Kota Bogor memiliki konsep ruang terbuka modern seperti ruang terbuka di banyak negara Eropa. Di bangun di atas lahan seluas 2,7 hektar ruang terbuka ini memiliki banyak fasilitas umum seperti area olahraga dan tempat bermain. Alun Alun Kota Bogor berbeda dengan alun-alun lainnya yang berada di Jawa Barat. Diantara perbedaannya adalah alun-alun disini memiliki perpanduan unsur sejarah dan religi yang kuat.
Alun-alun Kota Bogor berdampingan dengan bangunan bersejarah Stasiun Bogor dan Masjid Agung Bogor. Sayangnya kami tidak dapat memasuki bangunan bersejarah tersebut dikarenakan harus memiliki izin dari PT KAI . Alun-alun Kota Bogor diresmikan pada tanggal 17 Desember 2021 yang berarti belum genap setahun saat kami kunjungi.

Pagi di Kota Bogor (Dok. Mira)
Pagi di Kota Bogor (Dok. Mira)

3. Kampung Batik Cibuluh

Saya tidak memiliki bayangan dimana letak Kampung Batik Cibuluh , ternyata jalan raya memasuki Kampung Batik Cibuluh ini dahulu sering saya lewati.  Kampung Batik Cibuluh berlokasi di Kampung Neglasari 1 Kecamatan Bogor Utara. Diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2019 oleh Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Rektor IPB dan Ketua Baznas RI.

Kami berkunjung ke beberapa rumah yang dijadikan sebagai workshop sekaligus gallery batik. Disambut oleh para pemilik rumah sekaligus pemilik workshop/gallery batik tersebut. Kampung Batik Cibuluh ini benar-benar mengangkat potensi wisata serta ekonomi kreatif kampung tersebut. Motif-motif yang dibuat dan dipasarkan rata-rata bermotif kontemporer ciri khas tentang kota Hujan, misalkan motif buah pala, kujang, rusa serta dihias dengan rintik-rintik hujan yang melambangkan bahwa kota Bogor identik dengan julukan Kota Hujan.

Di kampung ini tembok-temboknya juga banyak dihias dengan mural-mural atau lukisan batik serta gambar-gambar ciri khas budaya Jawa Barat seperti wayang golek, dll.

Mural masuk Kampung Batik Cibuluh 
Mural masuk Kampung Batik Cibuluh 

4. Pulo Geulis

Dari Kampung Batik Cibuluh kami melanjutkan perjalanan dengan uncal menuju Pulo Geulis. Mengapa disebut dengan Pulo Geulis? Karena kampung ini berbentuk pulau. Dikelilingi oleh Sungai Ciliwung.

Luas Kampung Pulo Geulis adalah 3,5 hektar dan dihuni oleh penduduk yang padat. Penduduknya dari berbagai macam etnik yang hidup dengan rukun dan damai dengan keberagamannya. Mayoritas berasal dari suku Sunda dan Tionghoa. Kami berkunjung ke kelenteng tertua di kota Bogor Bernama Pan Kho Bio atau disebut juga dengan Vihara Maha Brahma.

Kelenteng ini ditemukan pada tahun 1703. Di dalam kelenteng terdapat Patung Dewa Pan Kho serta megalitum lainnya. Kami disambut dengan sangat baik oleh pengurus klenteng tersebut, diantaranya oleh Pak Hamzah, seorang muslim yang beristrikan dari suku Tionghoa. Sebelum memasuki klenteng kami juga disambut oleh tarian Barongsai. 

Wah begitu melihat Barongsai yang menari saya jadi teringat bahwa saya tidak membawa amplop untuk dimasukkan ke dalam mulut Barongsai. Hahaha...karena itulah kebiasaan saya jika melihat Barongsai di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara. Ternyata Barongsai di sini tidak menyodorkan mulutnya untuk diberikan amplop berisikan uang. Mereka tulus menyambut kami yang terdiri dari berbagai suku bangsa serta berlainan kepercayaan.

Kampung Pulo Geulis di tahun 2018 mulai dikembangkan sebagai kampung wisata thematic. Di tahun 2020  pandemi melanda sehingga perkembangannya tersendat. Barulah di tahun ini kampung wisata ini mulai memancarkan pesonanya kembali. Tentunya hal ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian warga, khususnya pelaku UKM dan UMKM. Kami juga sempat jajan loh di depan klenteng tersebut. Murah meriah dan bersih jajanannya. Yuk berkunjung ke Kampung Pulo Geulis Bogor. Warga-warga di sana sangat ramah, asalkan kita sebagai pengunjung atau tamu tetap menghargai serta mengikuti aturan yang berlaku yaaa....

📍Kampung Pulo Geulis

RW 04, Kelurahan Babakan Pasar Kecamatan Bogor Tengah

Foto bersama Barongsai di Klenteng Pulo Geulis
Foto bersama Barongsai di Klenteng Pulo Geulis

5. Kampung Labirin : Awas Masuk ke Dapur Orang!

Ya, kami di wanti-wanti agar mengikuti tour guide dan tidak terpisah dengan rombongan saat berjalan di Kampung Labirin. Sesuai dengan Namanya, kampung wisata ini jalannya mirip saat kita masuk ke labirin. Berkelok-kelok dan "mentok"! Harus bersama dengan orang yang sudah mengenal kampung ini.

Untuk sampai ke Kampung Labirin, kami hanya berjalan kaki dari Kampung Pulo Geulis.  Kami langsung di sambut oleh tour leadernya yang geulis dan kasep! Memasuki Kampung Labirin kami disambut beberapa anak bermain angklung. Kami juga dipersilakan untuk mencoba bermain angklung. Di sana juga terdapat taman bacaan. Kampung Labirin mendapatkan dukungan CSR dari Astra Honda Motor. Banyak jajanan kuliner, namun sayangnya saya tidak membawa banyak uang cash, sedangkan di Kampung Labirin hanya bisa menerima pembayaran secara tunai. Baiklah , jika berkunjung ke sini lagi maka saya akan membawa uang tunai untuk jajan karena jajanannya memang menggiurkan. Sudah jarang saya temukan di tempat saya tinggal, di Jakarta. Kami mampir ke rumah penduduk yang memiliki usaha kuliner kerupuk jengkol. Saya membeli kerupuk jengkol yang telah matang, siap langsung di makan. Berikutnya saya bisa memesannya melalui DM Instagram-nya di @kampunglabirin dan nanti akan ditindaklajuti oleh adminnya sehingga saya dapat membelinya secara online. Saya juga mencoba menumbuk jengkol, namun saya tidak duduk dengan posisi yang "benar" , hanya jongkok saja...hahaha...karena sekedar coba untuk mendapatkan pengalaman. Bukan menjadi pembuat kerupuk jengkol sesungguhnya seperti Ibu Nya'i.

Kami menyaksikan wisata air atau water spot di kali Ciliwung. Menyaksikan para pemuda-nya yang terampil berarung jeram. Saat kami datang, air kali cukup baik untuk berarung jeram. Saya yang memang memiliki keinginan untuk beraung jeram sangat ingin mencobanya, namun karena keterbatasan waktu kami tidak dapat melaksanakan arung jeram tersebut. Di lain waktu yaaa...

Kita bisa berkunjung ke Kampung Labirin saat diadakan festival bulanan. Akan ada workshop UMKM dan pertunjukan tarian dan seni traditional lainnya di sana. Oh ya, kampung yang di resmikan di bulan Desember 2019 sebagai desa wisata ini tidak menggunakan system tiket masuk, namun kita dapat membeli paket berkunjung di Kampung Labirin dan berjalan-jalan dengan tour guide-nya selama 1,5 jam. Tour guide-nya putra-putri daerah sini loh! Uniknya lagi penduduk Kampung Labirin biasanya menikah juga dengan orang-orang di kampung ini. Andai mereka merantau jauh, akhirnya kembali lagi ke kampung ini.

📍Kampung Labirin

Kebon Jukut RT.01/RW.10

Babakan Pasar

Kecamatan Bogor Tengah

Kota Bogor, Jawa Barat 16126

Di gapura perbatasan Kampung Labirin
Di gapura perbatasan Kampung Labirin

Wisata Air di Sungai Ciliwung Kampung Labirin
Wisata Air di Sungai Ciliwung Kampung Labirin

6. Kampung Agro Edu Wisata Organik Mulyaharja - Serpihan Surga di Kota Bogor Selatan

Dari Kampung Labirin kami menuju Agro Eduwisata Organik Mulyaharja atau disingkat AEWO Mulyaharja. Mulyaharja adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor. Jarak tempuh dari pusat kota Bogor sekitar 45 menit dengan motor atau mobil. Karena kami ke lokasi ini menggunakan uncal, maka kami berganti angkot di dekat perumahan Nirwana. Menurut Bapak Dinas Pariwisata Bogor memang kalau ke Bogor harus mencoba menggunakan angkot, dikarenakan salah satu julukan Kota Bogor adalah "Kota Sejuta Angkot". Padahal menurut Bapak  Bima Arya yang menjelaskan kepada kami pada acara Supermentor-27 angkot di kota Bogor jumlahnya hanya 3412 loh, tidak sampai sejuta...hahaha... Saat itu Bapak Bima Arya juga mengatakan bahwa Mulyaharja merupakan "Surga Yang Tersisa di Kota Bogor" . Sebutan lain untuk Mulyaharja adalah Kampung Tematik.

Di Kampung Tematik ini kita dapat melakukan trekking, membuat pengalaman bercocok tanam serta beberapa kegiatan lainnya di alam terbuka dengan pemandangan yang indah. Gunung Salak terlihat jelas di kampung ini. Kami makan siang di saung-saung di tengah persawahan. Bahan makanannya organic yang dipanen dari area agro wisata  sekitar tentunya. Yang menjadi salah satu menu andalan adalah "Jantung Pisang" yang diolah sedemikian sedapnya. Saya sangat menyukai masakan berbahan utama ikan teri....hhhmmm yummy rasanya nikmat sekali.

Sungguh berbeda pengalaman makan siang menjelang petang hari itu karena suasana, hidangan dan alamnya berbeda -- sangat asri alami serta bersih. Sayangnya kami tidak berlama-lama di Mulyaharja. Namun suatu hari rasanya saya ingin kembali, menikmati surga yang tersisa di kota Bogor ini dengan pengalaman yang berbeda, karena ternyata masih banyak yang potensi budaya dan wisata  yang dapat kita eksplor  di Mulyaharja.

AEWO Mulyaharja
AEWO Mulyaharja

Bersantap siang di tengah sawah Mulyaharja
Bersantap siang di tengah sawah Mulyaharja

7. Kampung Perca Sindangsari

Dari Mulyaharja kita menuju Bogor Timur, tepatnya ke Kampung Perca Sindangsari. Kampung Perca ini di resmikan oleh Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil  bersama   Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto dan Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian pada tanggal 17 Desember 2021. Yang menarik perhatian saya dari penuturan Pak Walikota Bogor saat Supermentor-27 bahwa hasil industry Kampung Perca SIndangsari telah berkolaborasi dengan label pakaian ternama dari Jepang, Uniqlo. Tentunya ada standarisasi karya untuk dapat bekerjasama dengan label pakaian ini.

Sebelum masuk ke Kampung Perca Sindangsari lebih dalam, kami mampir di rumah yang juga dijadikan kedai kuliner oleh pemiliknya. Disini kami mencoba Bir Pletok yang merupakan minuman racikan rempah dan juga buah pala yang manis nikmat. Berbagai kuliner oleh-oleh bisa dibeli juga di sini.

Kami singgah di workshop dan gallery . Di Galeri Pak Has kami melihat perempuan-perempuan menjahit dan mengerjakan berbagai kerajinan tangan berbahan utama kain-kain perca atau sisa-sisa bahan pakaian. Sungguh kreatif!

📍Kampung Perca Sindangsari

Gg. Raden Alibasyah, Sindangsari

Kecamatan Bogor Timur 

Kota Bogor - JawaBarat 16146

Produk lokal Kampung Perca
Produk lokal Kampung Perca

Akses masuk Kampung Perca
Akses masuk Kampung Perca

Berbeda dan lebih seru khan wisata di Kota Bogor kini?! 

Wisata ... Lebih Seru di Kota Bogor

Yuk buktikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun