"Cicayur - Cilejit - Citeras-Daru" adalah stasiun yang namanya baru saya dengar dan lihat saat itu. Noraaak yaaa Kalau Maja, Tenjo & Tiga Raksa sih sering dengar.
Alhamdulillah ...bisa menyapu pandangan sekitar stasiun-stasiun tersebut...ada yang sebelahnya danau, sebelahnya sawah, perumahan developer...bahkan says jadi mengerti ada marketing office dan waterpark yg bangunannya ala negeri dongeng  di depan Stasiun Maja.
Alun Alun Rangkasbitung
Setibanya di Stasiun Rangkasbitung kami mencari tempat makan. Berdasarkan info dari sebuah web ada beberapa rumah makan yang legend di sini. Kami berjalan kaki menuju rumah makan terdekat. Lokasinya di Jln Multatuli. Datangnya saat tiba disana saya tidak menemukan banyak pilihan makanan. Makanan2nya terlalu umum, tidak khas masakan Banten. Harganya juga diatas Rp 40.000/porsi. Jadi kami berdua hanya memesan 2 gelas Es Jeruk seharga Rp 10.000/gelas.
Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Alun Alun. Alun Alun Rangkasbitung adalah CBD (Central Business District), hampir semua terpusat di sekitar sini, seperti masjid, bank, gedung DPRD hingga lembaga pemasyarakatan alias penjara juga berada tepat di depan alun-alun.
Saya tertarik dengan warung yang menawarkan Bakso Ikan khas Malingping. Kedainya bersisian dengan lapas. Kami makan bakso ikan seporsi Rp 15.000 dan minum Es Gula Aren khas Lebak Banten seharga Rp 7.000/gelas. Segaaar... Ayo yang mampir Lebak Banten coba Es Gula Aren yang khas diproduksi oleh suku Baduy. Harganya sangat terjangkau!
(Malingping adalah kecamatan terbesar kedua di kabupaten Lebak, kecamatan terbesar di kabupaten Lebak adalah Rangkasbitung. Malingping penghasil ikan di lautnya , pantas saja bakso ikan jadi salah 1 makanan khas-nya. Di warung bakso ikan ini juga ditawarkan pempek ikan serta bakso ikan yang di bungkus plastik ala frozen food.)