Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Orator Jalang

26 Februari 2019   17:29 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:37 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami rakyat tidak bodoh. Kami bukanlah pasien amnesia kronis, yang cepat lupa dan bahkan malas mengingat kebobrokanmu. Kami muak, ingin rasanya mau muntah menyaksikan ulahmu.

Selamat siang, bapa mama, basodara semua, warga Kota Kupang, pencinta demokrasi yang saya hormati. Izinkan saya membongkar kebobrokan para wakil rakyat yang katanya terhormat itu. Bukan tanpa data saya berbicara, tidak pula untuk menghina, tapi inilah fakta kelam yang harus dibongkar. Mari bersama, kita merawat ingatan kolektif mengenai kebobrokan ini.

Capaian legislasi para wakil rakyat periode ini, tergolong buruk dan memalukan. Bayangkan, dari 140 UU yang ditargetkan dalam PROLEGNAS, DPR hanya berhasil menelurkan 19 produk UU. Indikasinya jelas, DPR malas.

Oleh sejumlah lembaga survey, SMRC dan Litbang Kompas membuktikan citra DPR di mata masyarakat selalu buruk. Di tahun 2017, FORMAPI mencatat sebanyak 10 kasus dugaan pelanggaran kode etik oleh para wakil rakyat. Hasil survey sejumlah lembaga (Global Corruption Barometer, ICW, dll) menunjukkan, DPR adalah lembaga terkorup di negeri ini. Dan satu lagi, di tengah kemiskinan rakyat yang kian melarat, DPR masih tega-teganya berjuang menggelontorkan dana untuk membangun gedung baru nan mewah, dengan alasan kenyamanan kerja.

Hari ini, kami mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira, kembali turun ke jalan. Menggelar aksi unjuk rasa. Tidak ditunggangi kepentingan politik parsial kami berteriak. Tidak dalam rangka kampanye pilkada kami berjalan. Tidak bersama parpol manapun kami bersuara. Sekali lagi tidak! Semata untuk rakyat, untuk bangsa dan Negara Indonesia tercinta. Kami gelisah akan nasib bangsa ini yang dibangun lewat keringat dan darah para pejuang, namun hari ini DPR berbalik mengkhianat.

Hei kau wakil rakyat yang biadab,

Hei kau pengkhianat bangsa,

Kau, kau dan kau.... Perampok kekayaan bangsa

Kembalikan hak rakyat.

Tahu dirilah!

Adamu hanya dimungkinkan oleh rakyat, tapi tidak demikian halnya rakyat. Kami rakyat ada dan akan tetap ada meski tanpa kau pengkhianat bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun