Sutradara : Rob Marshall
Pemain : Emily Blunt, Lin-Manuel Miranda, Ben Whishaw, Emily Mortimer, Pixie Davies, Nathanael Saleh, Joel Dawson
Bagi para penggemar film-film produksi Walt Disney, pasti sangat familiar dengan Mary Poppins, si pengasuh ajaib yang muncul dari langit dengan payung seperti parasut.Â
Pasalnya, film Mary Poppins (1964) yang dibintangi oleh Julie Andrews sangat menakjubkan dan menjadi salah satu film musikal terbaik yang pernah ada.Â
Kini, Walt Disney kembali membawa memori lama tentang Mary Poppins dan keluarga Banks lewat Mary Poppins Returns (2018) yang disutradarai oleh Rob Marshall yang pernah menggarap Chicago (2002) dan Into The Woods (2014) yang tidak kalah spektakulernya.
Anak-anak Michael, yaitu Anabel (Pixie Davies), John (Nathanael Saleh) and Georgie (Joel Dawson) telah menjadi anak-anak mandiri, sensitif, dan perhatian dengan orang-orang di sekitarnya.Â
Mereka terbiasa kompak mengerjakan banyak hal bersama, tanpa merepotkan orang tua. Saking mandirinya, ketika Marry Poppins datang untuk bekerja sebagai pengasuh, mereka langsung menolak. Mereka tidak butuh pengasuh.Â
Namun, Marry Poppins tetap pada pendiriannya, yaitu ingin mengasuh anak-anak Banks di kala Michael dan Jane sedang menghadapi masalah berat.
Michael tidak akan melepas rumah ayahnya itu, apapun taruhannya. Keajaiban dimulai ketika Mary Poppins datang dari langit dengan payungnya, mengambil layangan Georgie yang terbang.Â
Kemunculannya yang tidak biasa serta tingkah laku, cara bicara, dan gerak-geriknya yang khas membuat penonton yang belum mengenalnya sama sekali seperti Anabel, John and Georgie, pasti tidak akan senang dengan bicaranya yang cerewet, suka menyuruh seenaknya, dan terkesan lebih berkuasa dibanding orang tua sendiri. Inilah keunikan Mary Poppins yang belum pernah ditandingi oleh karakter fiksi manapun.
Setelah menonton Mary Poppins Returns, keraguan saya pada Emily langsung runtuh. Dia berhasil jadi bintang besar yang bersinar terang di film ini. Tidak peduli siapa saja pemeran lainnya, yang penting Marry Poppins haruslah Emily Blunt.Â
Walapun sikap judes khas Mary Poppins masih kentara, Emily berhasil membuat tokoh si pengasuh dicintai banyak orang. Mungkin jika saya masih anak-anak, saya ingin sekali diasuh oleh Mary Poppins.Â
Tas ajaibnya yang berisi berbagai macam benda besar dan kecil seperti kantung ajaib Doraemon seketika mengabulkan banyak impian anak-anak, tentu dengan presentasi apik Emily yang akan membuat kita bertanya-tanya, "ada apa lagi ya di dalam tas ajaib itu?"
Namun, setelah diberi banyak pertunjukan spektakuler penuh warna, termasuk penampilan Meryl Streep sebagai Topsy, saya cukup merasa terganggu dengan adegan Jack dan teman-teman penyulutnya menari di malam hari dengan tampilan warna yang kelam dan kusam, mengurangi keindahan Mary Poppins Returns yang sejak awal dibangun dengan konsep meriah dengan warna-warni yang sangat beragam.Â
Sejak adegan itulah, mood saya langsung turun drastis, tingkat kebahagiaan saya menikmati film musikal ini tidak setinggi di awal. Amat sangat disayangkan, padahal Jack sang penyulut dan teman-temannya punya porsi tersendiri dalam memberikan petualangan yang seru.
Meskipun begitu, Mary Poppins Returns tetap menonjolkan kehangatan keluarga Banks, di luar segala masalah yang menimpa mereka, sehingga pantas menjadi film keluarga yang menutup tahun ini dengan sangat baik. Jika nanti akan ada film Mary Poppins selanjutnya tentang Anabel, John dan Georgie dewasa, dan Mary Poppins kembali mengasuh anak-anak Banks, dengan senang hati saya akan menantinya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H