Namun, keterkaitan antara aturan-aturan spesifik kapitalisme ini menjadi sangat bertentangan dengan landasan esensial liberalisme klasik yang menjadi awal lahirnya kapitalisme. Para pembelanya menganggap penting untuk mendisiplinkan pasar, melalui adanya persaingan antar produsen,  untuk memastikan  konsumen memiliki harga dan kualitas alternatif untuk memilih salah satu yang paling dapat memenuhi kebutuhan material mereka. Tampaknya hal itu tidak lagi terjadi. Bagi saya, wacana neoliberal digunakan sebagai wacana instrumental yang membenarkan tingginya konsentrasi bisnis dan modal di dunia, yang menyebabkan kesenjangan ekonomi semakin besar. Lebih jauh lagi, saya berpendapat  kapitalisme menggunakan landasan pelaksanaan kebebasan individu, dengan membenarkan dirinya sendiri dengan memenuhi kebutuhan material, untuk tujuan ini.
Supremasi hak-hak dasar dan kebebasan sangat mempengaruhi kedaulatan kehendak kolektif. Dengan  memberikan prioritas dan keutamaan pada hak milik pribadi, kapitalisme neoliberal mengubah keutamaan tersebut menjadi paradigma kebebasan individu,  di mana hak dan kebebasan individu menjadi prioritas mutlak. Namun, supremasi hak-hak dasar dan kebebasan ini berdampak serius pada kedaulatan kehendak kolektif.
Karena pada dasarnya, karena hal ini mengarah pada asumsi  warga negara secara kolektif tidak berhak menentukan arah perekonomian dan, akibatnya, kapitalisme. Sebaliknya, mereka hanya sebatas memilih siapa yang akan melaksanakan keputusan tersebut untuk kelompok tersebut. Lebih jauh lagi, proses globalisasi dan persaingan fiskal yang sama antar negara memperkuat pentingnya kepemilikan pribadi, yang membuat kontrol demokratis terhadap kepemilikan swasta dan, akibatnya, terhadap kapitalisme neoliberal menjadi sulit.
Kesimpulannya, tidak ada keraguan  semangat kapitalisme dan pencarian kepuasan emosional hanya berfungsi sebagai instrumen diskursif yang membenarkan perilaku egois yang hanya menyebabkan krisis dan kesenjangan ekonomi di sebagian besar dunia.
Dan mungkin percaya  kesuksesan ekonomi yang sejati harus dipadukan dengan kesejahteraan umum semua pelaku ekonomi. Tampaknya tidak secara mekanis jumlah kesejahteraan dan kepuasan individu menjadi kesejahteraan umum dan kebahagiaan penuh kelompok sosial.
Oleh karena itu, kita harus merenungkan langkah-langkah apa yang harus diambil agar kesejahteraan individu menghasilkan kesejahteraan umum yang nyata dan bukan sekedar argumen diskursif yang membenarkan dan menguntungkan akumulasi modal yang terus-menerus. Jika tidak, kapitalisme harus terus mencari transformasi baru untuk bertahan hidup, namun hal ini pasti tidak akan mengubah esensi sebenarnya dari model tersebut dan akan membuat kita memikirkan alternatif untuk menggantikannya. (karma Apollo)
Citasi:
- Bannister, Robert C. Social Darwinism: Science and Myth in Anglo-American Social Thought (1989)
- Bannister, Robert C. Sociology and Scientism: The American Quest for Objectivity, 1880/1940 (1987)
- Bernardini, J.M. Le darwinisme social en France (1859/1918). Fascination et rejet d'une idéologie, Paris, CNRS Edition, 1997
- Boller, Paul F. Jr. American Thought in Transition: The Impact of Evolutionary Naturalism, 1865–1900 (1969) Archived 4 June 2011 at the Wayback Machine
- Bowler, Peter J. (2003). Evolution: The History of an Idea (3rd ed.). University of California PressÂ
- Crook, Paul. Darwinism, War and History : The Debate over the Biology of War from the 'Origin of Species' to the First World War (1994)]
- Crook, Paul (1999). "Social Darwinism in European and American Thought, 1860–1945". The Australian Journal of Politics and History. 45. Archived from the original on 4 June 2011. Retrieved 12 September 2017.
- Crook, Paul. Darwin's Coat-Tails: Essays on Social Darwinism (Peter Lang, 2007
- Darwinism: Critical Reviews from Dublin Review (Catholic periodical)|Dublin Review, Edinburgh Review, Quarterly Review (1977 edition) reprints 19th-century reviews and essays
- Darwin, Charles (1859). On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (1st ed.). London: John Murray.
- Darwin, Charles (1882). The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex (2nd ed.). London: John Murray.
- Degler, Carl N. In Search of Human Nature: The Decline and Revival of Darwinism in American Social Thought (1992).
- Desmond, Adrian; Moore, James (1991). Darwin. London: Michael Joseph, Penguin Group.Â
- Dickens, Peter. Social Darwinism: Linking Evolutionary Thought to Social Theory (Philadelphia: Open University Press, 2000).
- Gossett, Thomas F. Race: The History of an Idea in America (1999) ch 7 Archived 4 June 2011 at the Wayback Machine
- Hawkins, Mike (1997). Social Darwinism in European and American Thought 1860/1945: Nature and Model and Nature as Threat. London: Cambridge University Press.Â
- Hodge, Jonathan and Gregory Radick. The Cambridge Companion to Darwin (2003) Archived 20 October 2011 Â
- Hodgson, Geoffrey M. (December 2004). "Social Darwinism in Anglophone Academic Journals: A Contribution to the History of the Term". Journal of Historical Sociology. 17 (4).Â
- Hofstadter, Richard (1992) [1944]. Social Darwinism in American Thought (new introduction ed.). Philadelphia: University of Pennsylvania Press.Â
- Â Kaye, Howard L. The Social Meaning of Modern Biology: From Social Darwinism to Sociobiology (1997).
- Sammut-Bonnici, T. & Wensley, R. (2002), "Darwinism, Probability and Complexity: Transformation and Change Explained through the Theories of Evolution", International Journal of Management Reviews, 4(3)
- Smith, George H. (2008). "Social Darwinism". In Hamowy, Ronald (ed.). The Encyclopedia of Libertarianism. Thousand Oaks, CA: