Â
Metode Riset Kualitatif Dilthey, Erlebnis, Ausdruck, Verstehen
Wilhelm Dilthey (lahir 19 November 1833, Biebrich, dekat Wiesbaden, Nassau meninggal 1 Oktober 1911) Filsuf Jerman yang memberikan kontribusi penting pada metodologi humaniora dan ilmu-ilmu kemanusiaan lainnya. Ia berkeberatan dengan pengaruh ilmu-ilmu alam yang meluas dan mengembangkan filsafat hidup yang memandang manusia dalam kontingensi historis dan kemampuan berubahnya. Dilthey melakukan pengobatan komprehensifsejarah dari sudut pandang budaya yang mempunyai konsekuensi besar, khususnya terhadap studi sastra.
Wilhelm Dilthey mencari landasan filosofis dari apa yang awalnya ia rangkum secara samar-samar sebagai "ilmu tentang manusia, masyarakat, dan negara," yang kemudian ia sebut sebagai "ilmu manusia, masyarakat, dan negara".Geisteswissenschaften ("ilmu pengetahuan manusia") istilah yang akhirnya mendapat pengakuan umum yang secara kolektif menunjukkan bidang sejarah, filsafat, agama, psikologi, seni, sastra, hukum, politik, dan ekonomi.Â
Pada tahun 1883, sebagai hasil dari penelitian ini, volume pertama Einleitung in die Geisteswissenschaften ("Pengantar Ilmu Pengetahuan Manusia") muncul. Jilid kedua, yang terus dia kerjakan, tidak pernah muncul. Karya pengantar ini menghasilkan serangkaian esai penting; salah satunya "Ideen ber eine beschreibende und zergliedernde Psychologie" (1894; "Ideas Concerning a Descriptive and Analytical Psychology") menghasut pembentukan psikologi kognitif (Verstehen), atau struktural. Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, Dilthey melanjutkan pekerjaan ini pada tingkat yang baru dalam risalahnya Der Aufbau der geschichtlichen Welt in den Geisteswissenschaften (1910; "The Structure of the Historical World in the Human Sciences").
Bagi Dilthey, pengalaman batin mempunyai validitas dan kepastian yang sama besarnya dengan pengalaman eksternal. Jika kita mengingat kembali kalimat Descartes yang terkenal cogito ergo sum, mereka memiliki kepastian yang tidak memerlukan indra untuk menengahinya. Mereka tidak memiliki ketidakpastian dalam dirinya seperti semua pengetahuan eksternal, yang ditentukan oleh kondisi kemampuan kognitif manusia dan oleh karena itu tidak dapat menembus ke dalam objek, sehingga Kant berbicara tentang sesuatu dalam dirinya yang tidak dapat kita kenali. Hanya penampilan mereka yang dapat kita akses. Kita hanya bisa melihat ke dalam benda, yaitu diri kita sendiri, realitas manakah yang harus kita lebih Yakini;
Erlebnis, "Erlebnis" terdiri dua pengertian adalah (1) Erfahrung (=pengalaman pada umumnya), lihat tari sunda, (2) Erlebnis (dunia pengalaman batin) (jamak = pengalaman batiniah yang di hayati) disebut life Experience= pengalaman yang dihayati misalnya pengalaman doa, menunggu, pengahyatan waktu, kemarahan). Penghaytan adalah Utuh dan tidak tercerah Berai. Waktu aliran yang Utuh (Waktu lalu menjadi objektif tidak bisa dikembalikan, sekarang di hayati, yad belum) Waktu adalah keutuhan Kehidupan (bkn hal subjektif, dan bukan objektif). Penghayatan mendahului Subjek Objek (prarepleksi sebelum ada subjek dan objek = Erlebnis). Kita larut dalamnya, Â kita bukan subjek menulis. Â Memberitakannya/menceritrakan adalah repleksi (subjek objek) bukan penghayatan. Penghayatan adalah Otentik atau primodial sebelum dipikirkan atau disebut Erlebnis (masyarakat individu). Bagimana meneliti dunia sosial historis pakailah kategori Erlebnis
Ausdruck, Ausdruck, (ungkapan/expresi) bukan ungkapan perasaan tetapi ungkapan dari roh objektif (dari Hegel) Allah adalah dunia ini sendiri kemudian menjewantah kesepian (tidak ada dualitas pencipta dan ciptaan) sebagai 1 entitas. Perlu sadar diri, maka perlu membedakan dengan diri. Allah (realitas) kesepian gak kenal diri, gak happy sbg Tuhan, maka Allah membelah diri atau mengasingkan diri Ke ALAM (Tuhan mengasingkan diri), lalu di akhir dunia kembali lagi nanti lebih matang, inilah disebut perjalanan sejarah,,, Hegel berpkir Tesis, Antitesis (pengasingan diri), Rekonsiliasi (syntesis). Â Roh objektif Ausdruck, (ungkapan) dari roh objektif proses alenasi diri menjadi yang lain ( Hegel)
Verstehen, (3) Verstehen atau pemahaman adalah suatu proses mengetahui kehidupan kejiwaan lewat ekspresi-ekspresinya yang diberikan pada indera. Memahami adalah mengetahui yang dialami orang lain, lewat suatu tiruan pengalamannya. Dengan kata lain verstehen adalah menghidupkan kembali atau mewujudkan kembali pengalaman seseorang dalam diriku.  Ada yang Permanen (ada permanen system) sebagai ungkapan kehidupan sebagai objek Geisteswissenschaften.  Ide (idiologi sistem nilai, norma, pandangan dunia), dan  Tindakan (perbuatan itu sendiri). EkspresI (ungkapan penghayatan, mimik raut muka, gerak mata dll sebagai fenomena) ungkapan penghayatan (paling otenntik hasil riset). Proses ini disebut Verstehen
Bagi Dilthey Erlebnis, Ausdruck, Verstehen, konsentrasi pada pengalaman kesadaran batin manusia yang mendasar pasti mengarah pada hubungan erat antara filsafat dan psikologi. Hal ini pula yang melatarbelakangi beragamnya pandangan Dilthey mulai dari pendirian ilmu humaniora hingga filsafat hidup, yang mana ia merupakan salah satu perwakilan utama di kalangan akademisi Jerman.
Kutiban sebagai berikut: "Diri mendapati dirinya berada dalam keadaan-keadaan yang bergantian, yang diakui sebagai kesatuan oleh kesadaran akan kesamaan pribadi; Pada saat yang sama, ia menemukan dirinya dikondisikan oleh dunia luar dan bereaksi kembali terhadapnya, yang kemudian ditanganinya dalam kesadarannya dan diketahui ditentukan oleh tindakan persepsi indranya. Karena unit kehidupan dikondisikan oleh lingkungan di mana ia hidup dan pada gilirannya mendapati dirinya mempunyai efek retroaktif terhadapnya, muncullah...struktur kehidupan mental." Hal ini akan ditangkap oleh psikologi deskriptif dan dihubungkan menjadi satu kesatuan. "Keseluruhan ini adalah kehidupan." Â
Kehidupan mental, dalam permeabilitas antara dalam dan luar, terdiri dari persepsi, gagasan, emosi, aktivitas kehendak, dan proses berpikir linguistik. Struktur kehidupan mental bukanlah suatu hubungan yang statis, melainkan suatu kesatuan yang memuat tujuan-tujuan sebagai suatu kesatuan yang hidup dan vital.