Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Catatan Pinggir Filsafat (29)

17 Oktober 2023   16:29 Diperbarui: 17 Oktober 2023   16:43 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "pesimisme" cocok dengan Schopenhauer yang berkhotbah manusia harus menerima keadaan dunia dan meninggalkan gagasan tanggung jawab terhadap masyarakat dan masa depan - yang nyaman bagi semua orang   dan maafkan  cara "Buddha". Namun hal ini tentu tidak berlaku bagi Nietzsche. Ketika dia menyerang atau mengancam, dia selalu meminta harapan rahasia di suatu tempat akan ditemukan seseorang yang dengan berani membela nilai-nilai tersebut dan membuktikan nilai-nilai tersebut tidak mati.

Oleh karena itu, dia paling tertindas oleh para pengikutnya yang mengikuti jejaknya dan menirukan ancamannya, namun tanpa merasakan ketakutan yang mendalam. Baginya, ini adalah ekspresi nihilisme yang paling buruk: "Alles ist wert zu Grunde gehen", semuanya pantas binasa.

Tidak diragukan lagi, Nietzsche menilai keadaan dunia ini buruk, namun ia tidak pernah pasrah menghadapinya. Ketika mimpinya tidak terwujud, ia putus asa dan akhirnya pingsan. Ini adalah bukti nyata, bukan ia telah menemukan kebenaran, melainkan ketulusannya bahkan kecintaannya terhadap kemanusiaan. Dikatakan dia sendiri pingsan karena belas kasihannya terhadap orang-orang yang tidak pantas mendapatkannya. Untungnya, dia bukan Superman, tapi manusia biasa yang mungkin mengambil terlalu banyak tanggung jawab atas dirinya sendiri. Dan bagi orang lain di sekitarnya, dapat dikatakan mereka dengan cerdik menghindari tanggung jawab (terlepas dari apakah mereka mengklaim dunia didorong oleh kebutuhan ilmiah atau sejarah) hingga akhirnya bencana abad ke-20 terjadi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun