Menjelang akhir hayatnya, Alma Mahler mengabdikan dirinya untuk menulis memoarnya yang diterbitkan dengan judul Mein Leben dalam bahasa Jerman dan And The Bridge Is Love dalam bahasa Inggris, mengadopsi syair indah sebagai judulnya dari puisi Thornton Wilde yang berbunyi: Ada tanah orang hidup / dan tanah orang mati, / dan jembatannya adalah cinta, / satu-satunya kelangsungan hidup, satu-satunya makna ( "Ada tanah orang hidup / dan tanah orang mati, / dan jembatan itu adalah cinta, / satu-satunya yang selamat, satu-satunya makna").
Dari musik Alma Mahler, hanya tersisa 16 Lieds yang ia gubah sebelum ia berusia 20 tahun, karya-karya yang masih dibawakan hingga saat ini dan diterbitkan oleh penerbit Hiperin pada tahun 2009 dalam volume bersama dengan Lieds karya Gustav Mahler. Namun, warisan Mahler melampaui musiknya sendiri : dia adalah seorang wanita yang menantang konvensi pada masanya, yang menggunakan kreativitas dan kecerdikannya untuk menginspirasi pria di sekitarnya dan yang, seperti filsuf besar kontemporer Lou Andreas-Salome, mengklaim kebebasannya, diatas segalanya. Memoarnya, buku hariannya, biografi seperti Alma Mahler. A Passionate Character (2020) karya Cate Haste atau film yang baru dirilis Alma Mahler, Passion (2023) tidak hanya membantu kita memahami seluk beluk masa penting bagi Eropa, tetapi juga mendekatkan diri pada kesaksian yang luar biasa. wanita yang aliran energi vitalnya, tidak seperti musiknya, tidak pernah bisa dibungkam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H