Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Solidaritas (5)

30 September 2023   08:21 Diperbarui: 30 September 2023   08:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa Itu Solidaritas (5)

Artinya, penggantian "konstitusi liberal" menjadi "konstitusi kerja sosial. Hukum Sosial akan menjadi suatu bentuk Hukum yang "mengoreksi" kesenjangan, yang bertujuan untuk melaksanakan reorganisasi fungsional masyarakat modern, dan di mana Negara akan mengambil peran yang aktif dan "positif". Serangkaian hak-hak sosial ini akan membentuk "undang-undang" kelas pekerja (dengan fungsi protektif dan integrasi). Status hukum merupakan perlindungan terhadap pekerja yang berupaya untuk melawan ("dekomodifikasi relatif") posisi mereka yang tidak menguntungkan dalam pembagian kerja sosial.

Solidarisme hukum-sosial, yang telah tertanam dalam bidang politik sebagai "solidaritas negara", akan memungkinkan pemisahan antara "sosial" dan "ekonomi" (yang diperlukan untuk normalisasi yang terakhir; yaitu, bidang ekonomi), merupakan salah satu landasan penting ideologi ekonomi. Pada saat yang sama, ia meletakkan dasar bagi bentuk-bentuk selanjutnya dari apa yang disebut "Negara Providence

Sebaliknya, perlu dicatat bagi Durkheim, berbagai bidang masyarakat (Hukum, moralitas, ekonomi) saling terkait erat dalam kehidupan kolektif, sedangkan bidang sosial, ekonomi, dan politik hanya menimbulkan pemisahan. " dalam keseluruhan sosial, dan semuanya diresapi dengan cara tertentu dan dengan intensitas tertentu dengan unsur moralitas sosial.

Hal ini berkaitan dengan gagasan menurut Durkheim, dimensi politik, sosial, dan ekonomi adalah dimensi-dimensi realitas sosial, yang hadir dalam jalinan hubungan sosial, dan tidak hanya dalam institusi-institusi tertentu dalam sistem sosial. Ada hubungan substansial antara sosial dan politik, dalam kaitannya dengan Durkheim yang "cenderung mengkonstruksi politik dari prisma sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun