Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Adaptasi Lintas Budaya

27 September 2023   22:28 Diperbarui: 27 September 2023   22:32 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspatriat mempunyai tugas yang jelas dari MNC yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.   Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas bisnis, biasanya diperlukan keterampilan dan dukungan dari karyawan lokal. Adaptasi lintas budaya adalah kunci kerjasama dan komunikasi yang efektif dengan karyawan.

Hal ini   membantu orang-orang di luar tempat kerja untuk beradaptasi dengan lingkungan baru karena proses adaptasi terutama didorong oleh komunikasi dengan kontak asing. Dari sudut pandang ekspatriat, adaptasi lintas budaya dicapai ketika integrasi dalam masyarakat baru berhasil. Perasaan sejahtera telah berkembang dan bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Mengukur kesejahteraan psikologis sangatlah sulit. Dibandingkan perasaan pribadi, kesuksesan ekspatriat dari sudut pandang bisnis dapat diukur dengan sangat baik. Biasanya, terdapat jadwal dan indikator kinerja utama (KPI), yang dapat digunakan untuk melacak tugas bisnis secara rutin.

Begitu ekspatriat tersebut bertemu dengan lingkungan baru, terdapat potensi konflik yang dapat membahayakan keberhasilan penyelesaian penugasannya di luar negeri. Berikut ini dibahas kemungkinan konflik di lingkungan kerja dan tempat tinggal.

Di tempat kerja baru, ekspatriat harus terbiasa dengan proses dan prinsip kerja yang lain. Memimpin karyawan di negara asing   dapat menjadi masalah karena gaya manajemen tertentu tidak dapat diterapkan di negara tuan rumah. Selain itu, komunikasi dengan karyawan bisa jadi sulit karena kendala bahasa.

Konflik loyalitas dapat muncul dalam kerjasama internasional jika terdapat perbedaan posisi antara tempat kerja lama dan baru. Ekspatriat bisa terjebak di antara dua sisi. Stres kerja bisa lebih tinggi dibandingkan posisi sebelumnya karena tugas harus diselesaikan tepat waktu dan ekspektasi keberhasilan penyelesaian yang tinggi.

Gangguan dan perubahan dalam kehidupan pribadi dan keluarga   tidak boleh diabaikan. 10 Pada awalnya, integrasi ke dalam lingkungan baru bisa jadi sangat sulit, karena aklimatisasi budaya masih dalam tahap awal. Jaringan yang telah dibangun selama bertahun-tahun sudah tidak ada lagi dan membangun jaringan baru memerlukan waktu dan mungkin sulit karena kendala bahasa dan perbedaan budaya.

Jika keluarga tidak beremigrasi, jarak dengan pasangan dan anak menjadi tekanan psikologis yang besar. Namun, meskipun keluarga tersebut beremigrasi bersama ekspatriat tersebut, terdapat risiko   sebagian anggota keluarga akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada risiko   ekspatriat tersebut harus memutuskan tugas di luar negeri karena ada anggota keluarga.

Kejutan Budaya : Model adaptasi kurva W. Model kurva w adalah representasi skematis dari fase-fase yang dilalui ekspatriat selama bertugas di luar negeri dan setelah kembali ke negara asal. Tingkat kepuasan dan interval waktu bersifat individual dan dapat sangat bervariasi. Dalam beberapa kasus, tidak terjadi gegar budaya sama sekali karena lingkungan baru tidak menimbulkan masalah besar bagi ekspatriat selama berada di luar negeri. Alasan lain mengapa tidak ada atau hanya sedikit kejutan budaya adalah sifat pribadi yang kuat atau persiapan yang baik untuk penugasan ke luar negeri.

Di sisi lain, karakteristik pribadi yang lemah dan persiapan tugas yang buruk   dapat menimbulkan kejutan budaya yang kuat. Faktor lainnya adalah jarak geografis atau budaya yang jauh antara kedua negara. Jika kejutan budaya dirasakan terlalu kuat dan ekspatriat tidak dapat pulih darinya, akibatnya adalah pembatalan penugasan lebih awal.

Hal ini menyebabkan masalah serius bagi ekspatriat dan MNC. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada pengganti jangka pendek untuk melaksanakan tugas bisnis. Biaya yang dikeluarkan ekspatriat pada tahap persiapan dan selama menginap tidak sebanding dengan hasilnya. Selain itu, proses reintegrasi menjadi sangat sulit karena pembatalan biasanya terjadi dalam waktu singkat dan tanpa banyak persiapan.

Reintegrasi adalah suatu proses yang menggambarkan pemukiman kembali pekerja ke negara asalnya setelah penugasan di luar negeri. Sekembalinya ke tanah air, para ekspatriat harus berintegrasi kembali dengan budaya dan lingkungan kerja yang telah mereka tinggalkan selama bertahun-tahun. Pada   permasalahan budaya yang mungkin timbul setelah kepulangan telah dibahas. Selain pada tingkat budaya, masalah reintegrasi   dapat terjadi pada tingkat profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun