Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Diskursus Sibernetika, dan Mazhab Frankfurt

3 September 2023   22:18 Diperbarui: 3 September 2023   22:19 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah contoh bagaimana sebuah perusahaan menghadirkan permainan elektronik "Gangsters" (yang menurut sebagian orang tidak berbahaya):

Dalam permainan ini  bisa menjadi seorang gangster di kota seperti Chicago pada tahun 1920. Tugasnya  adalah mengendalikan sebuah organisasi bawah tanah dalam berbagai aktivitasnya: pemerasan, perdagangan alkohol, prostitusi, intimidasi, perampasan kekuasaan, perjudian, perang geng, penyuapan polisi, pembunuhan, di antara kegiatan menguntungkan lainnya.

Deskripsi ini memberikan gambaran umum tentang game tersebut, tetapi inilah intinya:  Tujuan permainan ini adalah membangun geng dan kerajaan Anda sendiri di kota. Untuk melakukan ini, Anda harus mengalahkan tiga geng lainnya yang juga beroperasi di sana dan tidak ditangkap oleh polisi. Seorang anak muda yang bermain berjam-jam dan mengalami alur ceritanya pada akhirnya akan tergoda untuk mentransfer sebagian pengalaman virtualnya ke dunia nyata. Inilah yang terjadi di Amerika akhir-akhir ini, di mana beberapa anak muda mulai membunuh teman sekelasnya (anak muda berusia antara 11 dan 17 tahun). 

Investigasi telah menunjukkan bahwa pembunuh muda menembak seperti profesional dan memperoleh keterampilan ini (dan keinginan untuk mempraktikkannya) melalui penggunaan permainan elektronik. Dan kita harus menyerah: sebagian besar permainan elektronik yang tersedia di pasaran sesuai dengan tujuan Mazhab Frankfurt: menyebarkan "budaya" yang didasarkan pada pesimisme, kebejatan, kebebasan seksual, kekerasan dan penggunaan narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun