Dengan meradikalisasi filosofi Kantian, semiotika menegaskan tidak hanya yang nyata direduksi menjadi yang dapat diketahui, tetapi yang dapat diketahui tidak lebih dari yang dapat diwakili. Realitas dengan demikian direduksi menjadi apa yang dapat disajikan, dipahami hanya dalam istilah wajah representasi yang masuk akal atau eksternal, dari tanda. Dengan cara ini, tanda dipisahkan dari karakternya yang dapat dipahami.
Jika gagasan tentang tanda diperluas ke hal-hal itu sendiri, maka hal-hal itu kehilangan kejelasannya dan, pada akhirnya, hubungan mereka dengan pengetahuan ilahi yang mempertahankan keberadaannya. Semiotika Umberto Eco mengarah pada "dekonstruksi" tanda yang berusaha mendelogikan dunia, yaitu menghilangkan makna dunia, merampas kejelasannya dan hubungannya dengan Sang Pencipta, sumber segala kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H