Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Buya Syakur antara Hermeneutika dan Psikoanalitik

25 Juli 2023   18:26 Diperbarui: 26 Juli 2023   14:12 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima Kemampuan Buya Syakur dalam memberikan penjelasan. Eksplanasi sebagai bagian dari interpretasi menekankan aspek diskursif pemahaman. Teks tidak hanya mengatakan sesuatu, tetapi juga menjelaskan sesuatu, merasionalisasikannya, dan mengklarifikasinya.

Karena makna teks apa pun bergantung pada konteksnya, prosedur penjelas menyediakan sarana untuk mencapai pemahamannya. Dalam hermeneutika, cakrawala konteks, makna-makna sebelumnya dan maksud-maksud merupakan bagian dari tahap sebelum pemahaman suatu teks, yang disebut pra-pemahaman, sehingga perlu ditanyakan pengetahuan awal apa yang diperlukan untuk dapat menafsirkan suatu teks tertentu.

Bagi Buya Syakur , untuk memahami sebuah teks, harus terlebih dahulu memahami topik dan situasinya sebelum dapat memahami dan menafsirkan maknanya. Dalam praktiknya, ini berarti bergerak berulang-ulang dan bersiklus antara bagian-bagian atau aspek-aspek dari fenomena dan keseluruhannya, dengan tujuan memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang teks. Dengan menggunakan konsep dan praktik lingkaran hermeneutika, peneliti menyadari  teks dipahami secara keseluruhan karena bagian-bagiannya terintegrasi ke dalam keseluruhan. 

Pada saat yang sama, para peneliti mengenali bagaimana keseluruhan mengontekstualisasikan setiap bagian, berusaha menerangi teks di dalam konteksnya ( Paterson, Higgs, 2005 ). Prosesnya melibatkan pemeriksaan bagian-bagian, mendefinisikan setiap komponen sebelum bagian-bagian tersebut diintegrasikan kembali ke dalam keseluruhan ( Bontekoe, 1996). 

Dengan cara ini, pemahaman parsial digunakan untuk melanjutkan interpretasi dan pemahaman. Teks itu sendiri menyediakan konteks untuk interpretasinya sendiri, yang membutuhkan, seperti disebutkan, beberapa pengetahuan sebelumnya tentang subjek (pra-pemahaman). Jika tidak, tidak akan ada komunikasi antara penafsir dan teks. Fungsi eksplanatori hermeneutika merupakan sarana pra-pemahaman untuk interpretasi teks ( Palmer, 1969 ).

Ke enam. Kemampuan Buya Syakur dalam membuat Terjemahan dan hakekatnya; Baik interpretasi maupun terjemahan adalah cara untuk membuat sesuatu yang tidak dapat dipahami ( Owji, 2013 ). Penerjemah dan peneliti menjadi mediator tidak hanya antara dua bahasa atau dua pesan tetapi   antara dua budaya.  Tugas penerjemah terdiri dari proses negosiasi makna antara produsen dan penerima teks ( Mason, 2014 ), di mana terjemahan tidak pernah literal, melainkan tujuan penerjemah adalah menghasilkan teks baru (terjemahan) yang memiliki makna yang sama dengan teks aslinya tetapi diungkapkan dengan cara yang wajar bagi penerima dalam bahasa mereka sendiri (Larson, 1984). 

Dalam pengertian ini, terjemahan mencoba mengganti pesan dalam satu bahasa dengan pesan yang sama di bahasa lain. Ini membutuhkan pemahaman, evaluasi dan interpretasi setiap aspek dan elemen pesan, konteksnya, kondisi historis yang berlaku selama produksinya dan semua latar belakang dan karakteristik bahasa lainnya di mana pesan itu dikodekan untuk mencapai tujuan yang sama dalam pesan yang diterjemahkan (Kelly, 2005 ) .

Tugas Kh Buya Syakur  yang menginterpretasikan sebuah teks mirip dengan tugas seorang penerjemah yang menginterpretasikannya untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa lain, namun hasil hermeneutik mengandung nilai tambah dalam kaitannya dengan penerjemahan dengan menekankan kontekstual-historis. 

Buya syakur  memiliki gudang strategi yang sama dengan penerjemah, termasuk mengubah visibilitas, yang meningkatkan kehadiran penerjemah dalam teks, mengubah koherensi, melalui mana perubahan dilakukan pada teks asli, menggabungkan paragraf dan beralih ke teks lain oleh penulis yang sama atau penulis lain, terjemahan parsial, yaitu, tidak memasukkan aspek-aspek tertentu dari teks dalam terjemahan dan trans-editing, yaitu mengubah organisasi, informasi tertentu, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat teks dapat dipahami .

Demikian pula, tugas penafsir  merupakan fungsi historis, yaitu pemahaman historis terhadap teks, mengingat teks selalu dianggap sebagai objek sejarah ( Dilthey, 1988 ) yang karenanya perlu menerjemahkan atau menafsirkan pesan dalam terang konteksnya dan menemukan padanannya dalam konteks kontemporer.

Dari dimensi hermeneutika, dapat ditarik kesimpulan  ia harus bekerja dengan bahasa, yang menentukan visi dan pemikiran manusia, sehingga pemahaman teks selalu merupakan usaha historis, dialektis, dan linguistik (Palmer, 1969 ) .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun