Perbedaan;Â Perbedaan 1: Ketidakpuasan Sapiens berasal dari reduksionisme hal-hal, karena hal-hal tersebut hanya dilihat melalui sebuah prisma. Untuk alasan ini, ia mengusulkan untuk menghubungkan berbagai prisma objek studi untuk lebih memahami kompleksitasnya dan karenanya bertindak lebih baik. Pemikiran kritis lahir dari kepercayaan yang lebih umum terhadap keyakinan dan afirmasi, terutama karena pada saat itu akal menggantikan Tuhan. Untuk alasan ini, ia mencoba memberi bobot besar pada penalaran kita, dengan tujuan akhir untuk mencapai kemandirian individu dengan keyakinan konteksnya.
Perbedaan 2:berpikir kritis umumnya mencoba menilai keaslian dari apa yang dipelajarinya melalui analisis argumen yang cermat. Ini adalah analisis deduktif (logis) dan induktif (observasional). Sapiens mencoba mendekati keaslian dari apa yang dipelajarinya melalui koneksi pengetahuan dan, untuk itu, membuat lima metodenya.
Perbedaan 3:Meskipun ada metode sapiens yang hadir dalam pemikiran kritis (misalnya, membandingkan objek studi dengan objek lain yang serupa untuk membedakan makna dengan baik), sapiens melangkah lebih jauh. Sebab, selain sikap dan pemikiran kritis, metodologi Sapiens memungkinkan kita menempatkan objek kajian dalam kaitannya dengan keseluruhan (teori sistem) berkat pembangkitan kategori yang memudahkan pemahaman. Pemikiran kritis, sebaliknya, lebih menuntut dari sudut pandang logis dengan analisis argumen dan premis, menghindari argumen yang ekspansif atau salah.
Perbedaan 4:Sapiens memesan informasi dan membantu kita menemukan dan memahami objek penelitian melalui lemari, rak, dan laci, tetapi tidak memberikan atau menghasilkan informasi, sementara pemikiran kritis memverifikasi informasi dan pengetahuan untuk validitas masing-masing. .
Dari sintesa persamaan dan perbedaan tersebut, kita dapat menyimpulkan dengan mengatakan  metodologi dan pemikiran kritis Sapiens saling melengkapi karena menempati aspek kognitif yang berbeda dan menghadapi perhatian yang sama: memahami sesuatu dengan baik agar dapat bertindak bebas dari dogma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H