Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif

8 April 2023   14:15 Diperbarui: 8 April 2023   14:18 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan;  Perbedaan 1: Ketidakpuasan Sapiens berasal dari reduksionisme hal-hal, karena hal-hal tersebut hanya dilihat melalui sebuah prisma. Untuk alasan ini, ia mengusulkan untuk menghubungkan berbagai prisma objek studi untuk lebih memahami kompleksitasnya dan karenanya bertindak lebih baik. Pemikiran kritis lahir dari kepercayaan yang lebih umum terhadap keyakinan dan afirmasi, terutama karena pada saat itu akal menggantikan Tuhan. Untuk alasan ini, ia mencoba memberi bobot besar pada penalaran kita, dengan tujuan akhir untuk mencapai kemandirian individu dengan keyakinan konteksnya.

Perbedaan 2:berpikir kritis umumnya mencoba menilai keaslian dari apa yang dipelajarinya melalui analisis argumen yang cermat. Ini adalah analisis deduktif (logis) dan induktif (observasional). Sapiens mencoba mendekati keaslian dari apa yang dipelajarinya melalui koneksi pengetahuan dan, untuk itu, membuat lima metodenya.

Perbedaan 3:Meskipun ada metode sapiens yang hadir dalam pemikiran kritis (misalnya, membandingkan objek studi dengan objek lain yang serupa untuk membedakan makna dengan baik), sapiens melangkah lebih jauh. Sebab, selain sikap dan pemikiran kritis, metodologi Sapiens memungkinkan kita menempatkan objek kajian dalam kaitannya dengan keseluruhan (teori sistem) berkat pembangkitan kategori yang memudahkan pemahaman. Pemikiran kritis, sebaliknya, lebih menuntut dari sudut pandang logis dengan analisis argumen dan premis, menghindari argumen yang ekspansif atau salah.

Perbedaan 4:Sapiens memesan informasi dan membantu kita menemukan dan memahami objek penelitian melalui lemari, rak, dan laci, tetapi tidak memberikan atau menghasilkan informasi, sementara pemikiran kritis memverifikasi informasi dan pengetahuan untuk validitas masing-masing. .

Dari sintesa persamaan dan perbedaan tersebut, kita dapat menyimpulkan dengan mengatakan  metodologi dan pemikiran kritis Sapiens saling melengkapi karena menempati aspek kognitif yang berbeda dan menghadapi perhatian yang sama: memahami sesuatu dengan baik agar dapat bertindak bebas dari dogma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun