Ka Harina gadis yang belum matang di kota berhala hari ini
ketakutan, dengan gaun kotor
duduk di tangga gedung apartemennya
menjangkau orang yang lewat dengan
mengambil gigi patah,
melempar pil ke trotoar, berteriak
pada merpati untuk berkumpul
dan ketika mereka tidak melihatnya
dan kemudian Harina menjulurkan lidah mereka.
Ka Harina gadis mentah kota berhala hari ini
bendera merah keras kepala gaun kotornya
memeluk lututnya yang tergores cemberut bibirnya
memenggal kepala kupu-kupu membakar tong sampah
dengan rampasan jarahannya membuat
kalung baru, iya Harina metafor Aksara Dewanagari
ibunya tellah datang mencengkeram telinganya
dia menolak ibunya dia
menolak untuk tumbuh dewasa
Harina tidak pernah berbicara
Setiap senja Ka Harina  memainkan musik angklung
dengan sendok sambil menghitung belah ketupat
kawat berduri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H