Aristotle  ingin menyadarkan manusia  dapat meniru aktivitas ketuhanan tertinggi melalui aktivitas rasional  dan akal budi terbaik mereka. Dengan cara ini, manusia dapat menyadari aktivitas ketuhanan tertinggi, yang  membedakan manusia dari semua makhluk hidup lainnya.** Luar bisa penjelasan Tuhan dalam rerangka filsafat Aristotle.//
Citasi:
- Barnes, J., 1995., The Cambridge Companion to Aristotle, Cambridge: Cambridge University Press.
- Bostock, David, 1980/2006, 'Aristotle's Account of Time,' in Space, Time, Matter, and Form: Essays on Aristotle's Physics, Oxford: Oxford University Press
- Owens, Joseph, 1978, The Doctrine of Being in the Aristotelian Metaphysics, 3rd edition, Toronto: The Pontifical Institute of Mediaeval Studies.
- Patzig, Gunther, 1979, 'Theology and Ontology in Aristotle's Metaphysics, in J. Barnes, M. Schofied, and R. Sorabji (eds.), Articles on Aristotle, Volume 3: Metaphysics, London: Duckworth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!