Bagi Arendt, meskipun Marx dalam revolusi proletariat menolak konformisme, masyarakat komunis jatuh kembali ke konformisme baru di mana kebebasan individu diserap oleh kehendak komunitas.Â
Dalam perspektif Arendt, Marx salah memprediksi  hanya sebuah revolusi yang dapat membawa kehancuran negara dan  masyarakat komunis akan berarti pemerintahan kebebasan. Sekarang untuk Arendt,
Arendt menyayangkan  dewasa ini perilaku sosial masyarakat massa, dalam upayanya untuk mempromosikan politik dan pribadi ke standarisasi perilaku konsumen, telah mengarah pada konformisme sosial, menyangkal pluralitas diskusi. Faktanya, dalam masyarakat massa, manusia menjamin kelangsungan hidupnya dalam despotisme opini tunggal tanpa diskusi rasional melalui tindakan politik pidato dan persuasi.
Bagi Arendt, situasi ini bisa mengarah pada totalitarianisme, kehancuran politik dan kemanusiaan itu sendiri. Masyarakat massa dipandu oleh aktivitas kerja.Â
Dalam masyarakat massa, para pekerja hewan telah memperoleh status sebagai pencari nafkah (atau dalam istilah proletar Marxis), hanya mencari subsistensi hidupnya dan keluarganya melalui konsumsi belaka, ia tertarik pada pekerjaan material yang secara alami diakui jauh dari produksi teknis, tindakan politik, atau kehidupan kontemplatif apa pun.Â
Dengan cara ini, promosi sosial melalui pekerjaan membawa ruang publik politik ke proses penegasan kelangsungan hidup biologis.
Kendala kehidupan organik menjadi kepentingan sosial dan politik. Pembagian kerja, sebagai multiplisitas manipulasi, adalah cara di mana kehidupan organik pekerja hewan dilakukan, yaitu, pekerjaan memperoleh keunggulan (keutamaan yang secara klasik terkait dengan bidang politik) seperti yang dapat dilihat dalam Marxis dan Teori-teori Leninis yang menghargai kondisi kerja proletariat, dan akibatnya produksi materialnya, sebagai matriks kepentingan kolektif.Â
Sekarang, bagi Arendt, keunggulan hanya bisa ada dalam aksi politik melalui konfrontasi opini.Â
Promosi keunggulan sosial yang tergabung dalam lingkup kerja pribadi. Promosi pekerjaan sebagai barang publik membebaskan pekerjaan dari kelangsungan hidup biologis dan memasukkannya ke dalam praksis politik.Â
Faktor-faktor yang mendukung promosi tenaga kerja untuk kepentingan masyarakat dan ruang publik, di atas segalanya, adalah sebagai berikut:Â
[a] Â pemilahan antara kemampuan teknis kerja dan pengembangan humanistik (pekerja hewan tidak mampu mengenali nilai humanistik politik sebagai sarana keunggulan dan mempromosikan diri nilai kerja sebagai sarana kelangsungan hidup biologis yang mampu menjangkau ruang publik ); [b] Â subordinasi pekerjaan untuk penjelasan ilmu-ilmu fisika dan akibatnya pemisahan antara ilmu-ilmu fisika dan ilmu-ilmu sosial.