Bagi Dilthey, validitas universal dari hasil ilmu-ilmu spiritual didasarkan pada analisis ekspresi (Ausdrucke) aspek objektif kehidupan, yaitu pada studi tentang apa yang disebut Hegel sebagai "roh objektif". Pemahaman tentang objektifikasi kehidupan spiritual manusia dimulai dengan studi filologis, paleografis, arkeologis, dll., Tetapi orang tidak dapat berhenti di situ. Ia harus menembus interioritas pekerjaan, untuk menangkap kehidupan roh yang telah menghasilkannya. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah tentang peristiwa sejarah didasarkan pada hubungan hermeneutis melingkar antara pengalaman (Erlebnis), ekspresi objektifnya (Ausdruck) , dan pemahaman (Verstehen).
Pada periode terakhir ini, pengembangan landasan ilmu-ilmu spiritual dari perspektif yang kurang terfokus pada psikologis, telah bergabung dengan refleksi yang lebih dalam tentang teka-teki dan ketakterlukisan hidup, seperti yang ditunjukkan oleh esainya tentang visi dunia (Weltanschauungen) Â dan tentang "filsafat filsafat" (Philosophie der Philosophie). Maka, pendalaman progresif dalam studi tentang kehidupan membawa Dilthey pada penegasan tentang sifat kehidupan yang penuh teka-teki dan historisitas intrinsiknya, mulai dari analisis dan deskripsi belaka tentang "penampilan" kehidupan dalam kesadaran.***
bersambung__
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H