Filsuf Yunani Anaxagoras (abad ke-6 SM) adalah orang pertama yang mengusulkan asal usul kehidupan kosmik, tetapi sejak abad ke-19 dan seterusnya hipotesis ini memperoleh momentum, Â karena analisis yang dilakukan pada meteorit, yang menunjukkan keberadaan materi organik., Â seperti hidrokarbon, Â asam lemak, Â asam amino, dan asam nukleat.
Hipotesis panspermia menyatakan  kehidupan dibawa secara acak dari planet ke planet dan dari satu sistem planet ke yang lain. Pendukung terbesarnya adalah ahli kimia Swedia Svante Arrhenius (1859-1927), yang mengklaim  kehidupan berasal dari luar angkasa dalam bentuk spora bakteri yang berjalan di seluruh ruang didorong oleh radiasi dari bintang.
Gagasan panspermia mungkin tampak agak mistis dan esoteris, tetapi patut dipertimbangkan. Meskipun hipotesis awal tampaknya tidak mungkin, kenyataannya adalah  ada molekul organik dalam debu bintang dan komet, dan  dampak meteorit terhadap planet dapat merobek fragmen dari planet dan memproyeksikannya ke planet lain. Misalnya, meteorit Mars telah ditemukan di Bumi. Di sisi lain, bakteri dan sporanya sangat resisten, sehingga mereka mungkin dapat melakukan perjalanan antara beberapa planet dan planet lain dalam keadaan tertentu.
Teori ini didukung oleh para ilmuwan bertubuh Carl Sagan didasarkan pada penemuan luar angkasa dari berbagai molekul biokimia, seperti air dan asam amino, di awan gas dari beberapa nebula.
*) tulisan ini disampaikan sebagai bentuk terima kasih saya kepada Mentor saya;_Â (Alm) Prof Dr Sudjana, M.Sc., (Guru Besar FMIPA UNPAD), yang mmeberikan jurnal riset, dan membuka berpikir tentang penciptaan Kimiawi Dunia, dan Isinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H