Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Veda? (2)

8 Juli 2022   22:18 Diperbarui: 8 Juli 2022   22:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pribadi (diri empiris dalam terminologi mereka) dalam pengertian mereka tidak memiliki realitas tertinggi, itu hanyalah proyeksi lain dari ilusi kosmik. Meskipun orang tersebut biasanya dialami sebagai entitas tertentu di dunia dan berdiri dalam berbagai hubungan dengan entitas lain, ia diabaikan sebagai produk ketidaktahuan. Perhatian mereka adalah dengan identitas 'diri/diri tertinggi' dan dengan pengetahuan diri sebagai rute yang paling menjanjikan menuju pembebasan (moksa).

Begitu kita memahami sifat sejati diri sendiri, terutama melalui studi Upanisad yang dilengkapi dengan latihan meditasi, kita akan memahami   esensi individu (atman) identik dengan Diri sejati (Brahman). Orang atau diri empiris akan jatuh hanya sebagai proyeksi ilusi kesadaran.

Aliran Samkhya dan Yoga menarik inspirasi untuk metafisika orang-orang mereka dari Upanisad dan mengembangkan wawasan   esensi sejati seseorang adalah jiwa atau dalam terminologi Samkhya, Roh (purusa). Tetapi tidak seperti Vedanta, para filosof Samkhya dan Yoga tidak menganggap banyaknya orang sejati sebagai ilusi belaka. 

Mereka berbicara tentang purusa mutlak (isvara) dan purusa (jiva) individu. Samkhya-karika Samkhya-karika Sakhya-karika ayat 18 menawarkan bukti dan penjelasan tentang keberadaan multiplisitas orang-orang nyata

Kejadian kelahiran dan kematian dan tindakan indera yang berbeda untuk individu yang berbeda; semua orang tidak memiliki kecenderungan yang sama pada waktu yang sama; pikiran yang muncul dari tindakan tiga gua berbeda untuk orang yang berbeda   maka jiwa (purusa) itu banyak (setiap orang memiliki jiwa yang terpisah).

Citasi:

  1. Ganeri, Jonardon, 2001. Philosophy in Classical India, London: Routledge.
  2. Perry, John, 1978. A Dialogue on Personal Identity and Immortality, Indianapolis, IN: Hackett Publishing.
  3. Parfit, Derek, 1984. Reasons and Persons, Oxford: Oxford University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun