Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Frankfurt School dan Rasio Instrumental (2)

18 Februari 2022   10:33 Diperbarui: 18 Februari 2022   11:07 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompridis berpendapat "jalan buntu yang skeptis" ini dicapai dengan "banyak bantuan dari barbarisme fasisme Eropa yang dulu tak terkatakan dan belum pernah terjadi sebelumnya", dan tidak dapat keluar tanpa "keluar [keluar atau] jalan keluar yang ditandai dengan baik." Ausgang, menunjukkan jalan keluar dari mimpi buruk yang terus berulang di mana harapan Pencerahan dan kengerian Holocaust terjerat secara fatal." Namun, Ausgang ini, menurut Kompridis, akan datang hanya kemudian   diduga dalam bentuk karya dari Jurgen Habermas pada basis intersubjektif dari rasionalitas komunikatif

Sumber Citasi:

  1. Chambers, Simone. "The Politics of Critical Theory", in Fred Rush Fred (ed.). The Cambridge Companion to Critical Theory, Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
  2. Honneth, Axel. "The Intellectual legacy of Critical Theory", in Fred Rush (ed.). The Cambridge Companion to Critical Theory, Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
  3. Horkheimer, Max. "Traditional and Critical Theory", in Paul Connerton (ed.). Critical Sociology: Selected Readings, Harmondsworth: Penguin, [1937] 1976.
  4. Horkheimer, Max and Theodor W. Adorno. Dialectic of Enlightenment, New York: Continuum, [1947] 1969.
  5. Lukacs, Georg. History and Class Consciousness, Cambridge Mass.: MIT Press, [1968], 1971.
  6. Marcuse, Herbert. One Dimensional Man: Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society, Boston: Beacon Press, 1964.
  7. Rush, Fred. Critical Theory, Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
  8. Wiggershaus, Rolf. The Frankfurt School, Cambridge: Polity Press, 1995.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun