Hans-Georg Gadamer (20), Â Titik Balik Ontologis
Gadamer tidak hanya merefleksikan pemikiran Heidegger, tetapi pengaruh pemikiran ini pada pendekatan filosofisnya sendiri. Esai pertama: Memories of Heidegger's Early Beginnings bersifat biografis.Â
Gadamer memberi tahu  tentang kontak pertamanya dengan Heidegger ketika Gadamer menyelesaikan doktornya dalam bidang filsafat di Universitas Marburg pada tahun 1922 di bawah arahan neo-Kantian Paul Natorp, dan ketika Gadamer memutuskan untuk mengikuti seminar Heidegger selama semester musim panas tahun 1923 di Freiburg.Â
Kursus-kursus ini dijelaskan oleh Gadamer yang melihat kembali tahun-tahun pertama karirnya sebagai hal yang "menandai dan tak terlupakan" baginya.
Refleksinya membantu  untuk memahami bagaimana Heidegger muda mencari, sejak awal, jalan pemikiran filosofis asli sebagai reaksi terhadap teologi Thomistik Katolik, terhadap idealisme transendental neo-Kantianisme Natorp, dan bahkan setelah menyambut fenomenologi Husserl dengan idealisme transendental dari Ide, sebuah karya yang tidak pernah menjadi subjek pengajarannya dan yang selalu dia sukai adalah Investigasi Logis.Â
Kita melihat  pengamatan Gadamer, dari awal refleksi filosofisnya, Heidegger mengarahkan pemikirannya pada pengalaman hidup, faktisitas manusia, atau bahkan historisitas Dasein.
Esai Gadamer tentang perbedaan ontologis yang menempatkan  di jantung pemikiran Heidegger, Hermeneutika dan Perbedaan Ontologis dan satu di tikungan  di jalan.Â
Gadamer mengingatkan kita bahwa ungkapan "perbedaan ontologis" adalah ungkapan ajaib  yang sering digunakan oleh Heidegger dalam kuliahnya pada tahun 1923 di Freiburg dan 1924 di Marburg, dan yang gagal dipahami sepenuhnya oleh murid-muridnya.
Gadamer memberi kita dalam esainya analisis yang luar biasa, jelas dan jernih, dan yang membantu membuat sedikit lebih dapat dipahami perbedaan yang tidak jelas antara ontik dan ontologis, keberadaan dan keberadaan.Â
Ontik merujuk kita pada "ada secara keseluruhan", pada puisi Parmenides, pada pengalaman multiplisitas yang masuk akal sedangkan ontologis merujuk  pada menjadi, pada ke einai dari Parmenides.Â