Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hans-Georg Gadamer (15): Prasangka

13 Februari 2022   19:42 Diperbarui: 13 Februari 2022   19:48 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak selalu kasus prasangka itu bias. Arti yang diinginkan Gadamer untuk dipahami, dan bagaimana dia memahami pemahaman kata sebelumnya, adalah sesuatu yang bersifat sementara dan bukan sesuatu yang tergesa-gesa.

 Menurut Hans-Georg Gadamer; Prasangka dalam pengertian Gadamer bisa dipahami sebagai rancangan awal/hipotesis, titik awal. Ini  akan menghilangkan konotasi negatif dari pemahaman istilah tersebut. Di sini mungkin ada sedikit ruang untuk spekulasi mengapa Gadamer memilih istilah yang bias seperti 'prasangka'. Mungkin hanya untuk menghilangkan prasangka semacam ini.

Oleh karena itu, kesadaran yang terlatih secara hermeneutis tentang keberbedaan teks harus bersifat reseptif sejak awal tidak objektif atau bahkan pemusnahan diri sendiri, tetapi mencakup peningkatan perampasan prasangka 

dan prasangka sendiri. Penting untuk menyadari prasangka sendiri sehingga tes itu muncul dengan sendirinya dalam keberbedaannya dan dengan demikian memiliki kesempatan untuk memainkan kebenaran faktualnya dimana  prasangka melawan prasangka. Dan akhirnya hanya pengakuan prasangka yang melekat pada semua pemahaman mempertajam masalah hermeneutik pada pemhaman yang sebenarnya.

Citasi: Truth and Method 2nd (second) Revised Edition, Hans-Georg Gadamer,(2004)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun