Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Ekonomi [7] Hayek

10 Februari 2022   13:02 Diperbarui: 10 Februari 2022   13:51 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena Hayek memiliki proyek sosial yang sangat spesifik, yang disebutnya "demarchy" atau "demokrasi terbatas". Ini adalah arsitektur institusional yang mencegah kebijakan redistribusi dan mengurangi serikat pekerja dan kebebasan politik yang dimenangkan dengan susah payah oleh perjuangan sosial. 

Proyek semacam itu tidak memaksakan dirinya sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Chili El Mercurio pada April 1981, selama kediktatoran Pinochet, dia menjelaskan "kediktatoran mungkin diperlukan untuk masa transisi". Dia bahkan menyebutkan dalam wawancara lain: "Saya lebih suka mengorbankan demokrasi untuk sementara - saya ulangi, untuk sementara - daripada kebebasan.Sebuah kediktatoran yang memaksakan batasan pada dirinya sendiri dapat menjalankan kebijakan yang lebih liberal daripada majelis demokratis tanpa batas".

Sepanjang sejarah, istilah "liberalisme" kadang-kadang digunakan dalam kaitannya dengan gerakan progresif. Dia menunjuk di sini sebuah doktrin yang menghubungkan otoritarianisme politik dan kebebasan ekonomi, sebuah doktrin yang mempertahankan kebebasan dapat "sementara" tahan dengan kediktatoran. Kebebasan yang dipromosikan oleh liberalisme ini bagaimanapun  sangat abstrak karena mengecualikan semua keadilan sosial: seperti yang diakui Hayek, "bebas berarti bebas mati kelaparan". Liberalisme jelas merupakan istilah yang sangat paradoks.

bersambung.....

Citasi: Friedrich Von Hayek's Contribution to Economics ,The Swedish Journal of Economics , 1974.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun