Masyarakat Terbuka dan Musuh-Musuhnya [The Open Society and Its Enemies]
Pemikiran  filsafat politik oleh Karl Raimund Popper atau Karl Popper terlahir keluarga Wina yang kaya, Yahudi, borjuis-intelektual. Ia lahir pada 28 Juli 1902; dan pada tahun 1945 bukunya yang terkenal The Open Society and Its Enemies diterbitkan.Â
Pada tahun 1946 ia menerima jabatan dosen di London School of Economics yang terkenal, pada tahun 1949 ia menjadi profesor logika dan filsafat ilmu di sana dan menjadi warga negara Inggris.Â
Pada tahun 1965 mahkota mengangkatnya menjadi bangsawan. Kontroversi yang disebut positivisme, yang dipicu pada tahun 1961, memperjelas posisinya yang berlawanan dengan para filsuf muda seperti Jurgen Habermas.Â
Pada tahun 1977, Popper ikut menulis The Ego and Its Brain dengan neurofisiolog John C. Eccles. Popper meninggal di London pada 17 September 1994. Rerangka Pemikiran  filsafat politik oleh Karl Popper The Open Society and Its Enemies [Masyarakat Terbuka dan Musuh-Musuhnya].Â
Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya adalah sebuah karya tentang filsafat politik oleh filsuf Karl Popper, di mana penulisnya menyajikan "pembelaan masyarakat terbuka terhadap musuh-musuhnya", dan menawarkan kritik terhadap teori-teori historisisme teleologis, yang menurutnya sejarah terbentang tak terelakkan menurut hukum universal.
Buku The Open Society and Its Enemies adalah karya berskala besar, campuran esai dan analisis sejarah. Dengan menemukan akar spiritual dari pemikiran totaliter modern di zaman kuno, terutama di Platon, Popper menarik busur yang berani. Upaya ini mengejutkan pada saat itu; itu adalah sukses besar, terutama karena akurasi intelektual Popper dan pengetahuannya yang mendalam tentang sumber-sumber kuno.Â
The Open Society and Its Enemies adalah buku mengenai filsafat politik karya Karl Popper. Di dalam buku ini, ia berupaya mempertahankan konsep "masyarakat terbuka" dari serangan "musuh-musuhnya". Popper mengkritik teori historisisme teleologis yang menyatakan bahwa sejarah ditentukan oleh hukum universal. Popper menganggap Platon, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dan Karl Marx sebagai totalitarian karena mereka bergantung pada historisisme untuk mendukung filsafat politik mereka.Â
Buku ini ditulis selama Perang Dunia II dan diterbitkan pada tahun 1945 di London oleh Routledge. Buku ini terdiri dari dua volume, yaitu "The Spell of Platon" dan " High Tide of Prophecy: Hegel, Marx, and the Aftermath". Edisi satu volume dengan pengantar baru dari Alan Ryan dan esai karya E. H. Gombrich diterbitkan oleh Princeton University Press pada tahun 2013. Buku ini masuk terbaik dalam daftar 100 buku nonfiksi terbaik dari abad ke-20 menurut Modern Library Board
 Popper dengan terampil menggunakan pengetahuannya tentang logika dan fisika modern, seperti mekanika kuantum, untuk secara meyakinkan menentang pandangan dunia deterministik, tidak hanya pada filosofis tetapi pada tingkat ilmiah.Â