Jika mitologi menyamakan yang mati dengan yang hidup, Pencerahan menyamakan yang hidup sama dengan yang mati. Pencerahan Adalah Kecemasan Mitos yang Terpancar  dalam pola  Odysseus dimana manusia  'subjek', menyangkal/keluar dari identitasnya sendiri yang menjadikannya subjek dan menyelamatkan hidupnya dengan 'berasimilasi ke dalam tragedi. Karena kebebasan untuk melakukan pekerjaan yang tidak perlu menegaskan dominasi atas mereka yang harus melakukan pekerjaan semacam itu untuk bertahan hidup.  Pencerahan adalah filosofi yang menyamakan kebenaran dengan sistematisasi akademik.  Saat ini, tanda-tanda kecemasan, idiosinkratik, ejekan, atau sifat kepribadian yang dibenci ternyata menjadi kode bagi bekas luka kemajuan kekerasan manusia.
Industri budaya mencoba mereproduksi manusia seolah-olah membuat produk standar tanpa cacat. Seniman hebat bukanlah mereka yang tidak pernah mewujudkan gaya sensual dan sempurna, tetapi mereka yang menganut gaya sebagai 'kebenaran negatif' dalam karya mereka sebagai kekuatan untuk melawan ekspresi penderitaan yang kacau. Gaya karya-karya tersebut memberikan kekuatan tertentu pada yang diekspresikan. Tanpa kekuatan ini, kehidupan akan mengalir menuju kematian tanpa mengeluarkan suara. Â
Di era pasca-kapitalis, hidup adalah ritual pembaptisan yang berkelanjutan. Setiap orang harus menunjukkan   mengidentifikasikan diri dengan kekerasan yang terus-menerus memukulinya.  Anti-Semitisme orang Yahudi adalah kebencian terhadap diri sendiri dan penyesalan akan kehidupan parasit.  Penilaian  orang berpikir mereka memiliki pandangan yang baik tentang keseluruhan dan tahu ke mana harus pergi, diagnosis berdasarkan statistik dan pengalaman yang biasanya dimulai dengan pengantar, 'Ini adalah gaya manusia masuk dalam kondisional semua bohong; Orang-orang lembut ketika mencoba untuk mendapatkan sesuatu dari yang kuat. Tapi itu mengeras ketika orang yang lebih lemah dari kita mencoba mengambil sesuatu dari kita. Inilah naluri inti manusia untuk menjalani kehidupan sosial hingga saat ini hasil pencerahan.****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H