Hal ini  didasarkan pada "penghapusan" Kant dari gagasan spekulatif tradisional ditentukan oleh intuisi yang tidak dapat dijelaskan dan deduksi berdasarkan itu.Â
Kant menekankan sifat refleksif yang harus mampu mempertanggungjawabkan kondisi pengetahuan objektif dan batas-batasnya dalam bentuk kritik yang murni (teoretis dan praktis).
Hal ini membawa Kant ke teori pengetahuan intelektual yang seharusnya tidak melampaui ranah objek pengalaman yang mungkin. Fungsi kognitif konstitutif dari pemahaman harus disertai dengan hanya fungsi regulatif  sehubungan dengan area transenden pengalaman, yang menghubungkan tindakan intelektual dengan kesatuan tujuan tertinggi yang dapat dipahami.
Immanuel Kant masih sepenuhnya subjektif terkait dengan kesatuan kesadaran diri, digembar-gemborkan dalam idealisme objektif Hegel, yang menekankan ketergantungan  subjektif pada  objektif yang diekspresikan dalam institusi sosial. Setelah Herder dan terutama   Humboldt telah menunjukkan kualitas linguistik  gagasan  Wittgenstein telah menunjukkan fungsi konstitutif dari bahasa sehari-hari yang dibagi secara intersubjektif untuk berpikir, akhirnya menjelaskan pragmatik universal dan transendental (Habermas, Apel) sehubungan dengan pragmatisme Peirce  sebagai lambang argumentasi. Dengan demikian mendapatkan kembali momen dialogis-pragmatis  yang sudah secara implisit terkandung dalam prinsip logos Socrates  merumuskan klaim uji validitas dialogis.
Melalui dua bahasa dan prioritas komunikasi dari semua pemikiran, baik klaim intersubjektif terhadap makna logos (melalui referensi ke komunitas komunikasi nyata) serta klaim validitas intersubjektif mereka (mengacu pada gagasan regulatif dari konsensus ideal komunitas argumentasi ideal) dijamin. Melalui konsep logos ini, wawasan modern tentang relativitas sejarah dan budaya  dapat diperhitungkan serta  diperlukan untuk validitas universal. Rekonstruksi klaim validitas harus dilakukan dalam pemikiran termasuk  pragmatik transendental menyusun teori jenis rasionalitas (praktis dan teoritis logos.; komunikatif, strategis, rasionalitas instrumental),  mampu memperkenalkan diferensiasi ke dalam konsep logos.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H