Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Rasionalitas"?

10 Juni 2021   15:03 Diperbarui: 10 Juni 2021   15:11 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini  didasarkan pada "penghapusan" Kant dari gagasan spekulatif tradisional ditentukan oleh intuisi yang tidak dapat dijelaskan dan deduksi berdasarkan itu. 

Kant menekankan sifat refleksif yang harus mampu mempertanggungjawabkan kondisi pengetahuan objektif dan batas-batasnya dalam bentuk kritik yang murni (teoretis dan praktis).

Hal ini membawa Kant ke teori pengetahuan intelektual yang seharusnya tidak melampaui ranah objek pengalaman yang mungkin. Fungsi kognitif konstitutif dari pemahaman harus disertai dengan hanya fungsi regulatif   sehubungan dengan area transenden pengalaman, yang menghubungkan tindakan intelektual dengan kesatuan tujuan tertinggi yang dapat dipahami.

Immanuel Kant masih sepenuhnya subjektif terkait dengan kesatuan kesadaran diri, digembar-gemborkan dalam idealisme objektif Hegel, yang menekankan ketergantungan   subjektif pada   objektif yang diekspresikan dalam institusi sosial. Setelah Herder dan terutama     Humboldt telah menunjukkan kualitas linguistik  gagasan  Wittgenstein telah menunjukkan fungsi konstitutif dari bahasa sehari-hari yang dibagi secara intersubjektif untuk berpikir, akhirnya menjelaskan pragmatik universal dan transendental (Habermas, Apel) sehubungan dengan pragmatisme Peirce   sebagai lambang argumentasi. Dengan demikian mendapatkan kembali momen dialogis-pragmatis   yang sudah secara implisit terkandung dalam prinsip logos Socrates   merumuskan klaim uji validitas dialogis.

Melalui dua bahasa dan prioritas komunikasi dari semua pemikiran, baik klaim intersubjektif terhadap makna logos (melalui referensi ke komunitas komunikasi nyata) serta klaim validitas intersubjektif mereka (mengacu pada gagasan regulatif dari konsensus ideal komunitas argumentasi ideal) dijamin. Melalui konsep logos ini, wawasan modern tentang relativitas sejarah dan budaya   dapat diperhitungkan serta  diperlukan untuk validitas universal. Rekonstruksi klaim validitas harus dilakukan dalam pemikiran termasuk  pragmatik transendental menyusun teori jenis rasionalitas (praktis dan teoritis logos.; komunikatif, strategis, rasionalitas instrumental),   mampu memperkenalkan diferensiasi ke dalam konsep logos.*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun