Pada buku Jenseits von Gut und Bose ("Melampaui Baik, dan Jahat" atau "Beyond Good and Evil"], sebuah pendahuluan untuk filosofi masa depan karya oleh Friedrich Nietzsche yang muncul pada tahun 1886 dan bertujuan untuk mengkritik konsep moral tradisional.
Karya ("Melampaui Baik, dan Jahat" atau Beyond Good and Evil], merupakan transisi dari masa kreatif tengah Nietzsche yang agak puitis dan positif ke karya selanjutnya, yang didominasi oleh pemikiran filosofis.Â
Hal ini terungkap dalam subjudul karya "pendahuluan filsafat masa depan". Melampaui baik dan jahat dianggap di zaman prasejarah, ketika tindakan dinilai dari efeknya. Moralitas datang ketika tindakan dinilai berdasarkan niat mereka.Â
Tuntutan Nietzsche adalah kembali ke perspektif masa pra-moral. Ia mencari moralitas yang melampaui norma dan nilai yang ada dan tidak terikat pada tradisi sejarah yang dipengaruhi oleh agama. Alternatifnya adalah filosofi baru "amoralitas", yang disesuaikan dengan masing-masing Perspektif Manusia terikat.
Digabungkan dengan konsep keinginan untuk berkuasa, yang merupakan prinsip yang menentukan semua orang dan seluruh alam. Pada saat yang sama, Nietzsche melakukan kritik mendasar terhadap masyarakat pada masanya, di mana menuntut penilaian kembali semua nilai, yang didasarkan pada keinginan untuk berkuasa dan kehidupan yang mulia.
Segalanya selalu berubah: tidak hanya materi dan energi, tetapi ide, keinginan, dan karenanya kebenaran. Filsafat dan sains cenderung melihat dunia terutama terdiri dari fakta dan hal-hal yang dapat kita amati dan atur, memberikan ilusi kebenaran objektif yang stabil.Â
Nietzsche menolak metafisika fakta dan hal-hal ini, sebaliknya menyarankan dunia pada dasarnya terdiri dari kehendak beberapa sadar dan beberapa tidak sadar yang terus bersaing untuk mendapatkan dominasi.Â
Apa pun yang kita lihat sebagai "benar" pada saat tertentu tidaklah demikian secara obyektif tetapi lebih mewakili kemenangan suatu keinginan tertentu terhadap orang lain yang bekerja di dalam diri kita.Â
Target utama Nietzsche, dari Kristen ke sains hingga demokrasi hingga filsafat tradisional, semuanya bersalah dalam satu atau lain cara karena menyangkal atau menghindari fakta realitas terdiri dari persaingan yang terus bergeser antara kehendak.Â
Mereka ingin melihat alam semesta sebagai sesuatu yang tetap baik oleh hukum ilahi atau hukum alam dan ingin mengendurkan perjuangan dan persaingan yang menjadi ciri keberadaan. Nietzsche melihat segala upaya untuk melawan perjuangan dan perubahan sebagai hal yang bertentangan dengan kehidupan.