Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Kesadaran Hegelian

20 Februari 2021   16:58 Diperbarui: 20 Februari 2021   17:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri/2012
dokpri/2012
Bagian Fenomenologi ini, dan dalam hal ini bagian lain dari buku ini, sulit dilakukan karena abstraknya. Hegel menulis tentang tuan dan budak (atau tuan dan budak, seperti yang kadang-kadang diterjemahkan), dan pada awalnya sulit untuk melihat siapa yang dia bicarakan dan apakah ini dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan sosial hari ini atau pada suatu periode di masa lalu ketika perbudakan semakin meluas. Justru karena sangat abstrak, bagian tersebut telah ditafsirkan dengan berbagai cara. Dimungkinkan untuk melihat hubungan tuan dan hamba sebagai tahap awal sejarah, karena Fenomenologi menggambarkan evolusi Roh sepanjang perjalanan peradaban manusia, yang berpuncak pada masyarakat modern. Namun, evolusi dialektis Spirit sepanjang sejarah juga dapat dilihat sebagai metafora untuk proses di mana setiap individu berkembang secara psikologis. Dengan demikian, gambaran tentang tuan dan hamba dapat ditafsirkan tidak secara harfiah, tetapi sebagai metafora untuk posisi di mana kita semua menemukan diri kita sepanjang hidup   kadang-kadang sebagai hamba yang diobyektifkan, kadang-kadang sebagai tuan yang mengobjektifkan.

Bagian Ketuhanan dan Perbudakan adalah salah satu yang paling banyak dikutip di semua tulisan Hegel. Perjuangan untuk pengakuan antara tuan dan budak mengilhami penjelasan Marx tentang bagaimana perjuangan kelas secara alami muncul dari eksploitasi satu kelas sosial oleh yang lain. Beragam pemikir abad ke-20, termasuk psikoanalis dan eksistensialis, telah memanfaatkan ide-ide Hegel di sini. Idealis sebelumnya, seperti Kant, menunjukkan perbedaan antara subjek dan objek, tetapi Hegel percaya subjek, atau diri, menyadari dirinya hanya sebagai entitas yang berbeda melalui mata diri yang lain. 

Ide radikal yang melekat dalam pandangan ini adalah   kesadaran terjalin erat dan seseorang tidak dapat memiliki konsep tentang diri sendiri tanpa benar-benar mengalami momen identifikasi dengan yang lain. Banyak pembaca telah menemukan gagasannya tentang kesadaran diri lebih mudah dipahami secara intuitif daripada banyak konsep Hegel lainnya. Kisahnya tampaknya benar dengan pengalaman sehari-hari. Orang-orang mengenal diri mereka sendiri melalui citra yang mereka kira dipegang oleh orang lain. Citra ini positif atau negatif tergantung pada siapa orang itu, di mana dia berdiri dalam masyarakat, dan sebagainya, dan menimbulkan tekanan yang lazim ketika individu berusaha untuk menegaskan individualitas bebas mereka terhadap citra objektif yang dimiliki orang lain tentang mereka.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun