Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Manusia?

30 Desember 2020   07:19 Diperbarui: 30 Desember 2020   07:28 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/ 30 Desember 2020

Heidegger tentang {"Erschlossenheit"}, Validitas argumen tidak relevan dengan isi kalimat.Logika, baginya, pertama-tama berurusan dengan ucapan dan sebagai hasilnya, dengan kebenaran itu sendiri. Bertentangan dengan interpretasi standar yang mengandaikan proposisi mengandung kebenaran, Heidegger menganggapnya didasarkan pada pengungkapan (Erschlossenheit) dari Dasein. Menurut Heidegger, sifat kita adalah menjadi pengungkap dunia. 

Artinya, melalui peralatan dan praktik terkoordinasi, kita sebagai manusia membuka koheren, konteks atau dunia yang berbeda tempat kita merasakan, merasakan, bertindak, dan berpikir. " "Pengungkapan dunia mengacu, dengan ambiguitas yang disengaja, pada suatu proses yang sebenarnya terjadi pada dua tingkat yang berbeda. 

Pada satu tingkat, ini mengacu pada pengungkapan dunia yang sudah ditafsirkan, terstruktur secara simbolis; dunia, yaitu, yang di dalamnya kita selalu menemukan diri kita sendiri. Di tingkat lain, ini mengacu pada pengungkapan cakrawala baru makna seperti pengungkapan dimensi makna yang sebelumnya tersembunyi atau tidak tercemati

Konfrontasi  dengan keberadaan dimungkinkan karena pengungkapan Dasein tersebut. Oleh karena itu, dalam filosofinya, merekonstruksi konsep kebenaran hendaknya tidak terbatas pada analisis formal struktur kalimat formal. Sebaliknya, penerapan konkret dan hidup yang dengannya kita mengaitkan kebenaran dengan kalimat-kalimat itu harus dipertimbangkan. Konfrontasi  dengan keberadaan dimungkinkan karena pengungkapan Dasein tersebut. 

Oleh karena itu, dalam filosofinya, merekonstruksi konsep kebenaran hendaknya tidak terbatas pada analisis formal struktur kalimat formal. Sebaliknya, penerapan konkret dan hidup yang dengannya kita mengaitkan kebenaran dengan kalimat-kalimat itu harus dipertimbangkan. Konfrontasi dengan keberadaan dimungkinkan karena pengungkapan Dasein tersebut. Oleh karena itu, dalam filosofinya, merekonstruksi konsep kebenaran hendaknya tidak terbatas pada analisis formal struktur kalimat formal. Sebaliknya, penerapan konkret dan hidup yang dengannya kita mengaitkan kebenaran dengan kalimat-kalimat itu harus dipertimbangkan;

Bersambung__________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun