Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sadulur Papat Lima Pancer (Kajian Filsafat Roh Jawa, Bagian 1)

15 November 2020   23:42 Diperbarui: 29 Januari 2023   18:22 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedulur Papat Limo Pancer (Kajian Filsafat Roh Jawa I)

Hegel menyebutnya berpikir Tesis, Antitesis (pengasingan diri), Rekonsiliasi (syntesis).  Roh objektif Ausdruck, (ungkapan) dari roh objektif proses alenasi diri menjadi yang lain (dari Hegel); Pada kajian dan tulisan secara semiotika "Sedulur Papat Limo Pancer" (Kajian Filsafat Roh Jawa), bahwa kata penggunaan kata "Roh" atau Latin spiritus tidak dimaknai tunggal tetapi bisa berarti semangat, nafas, batin, jiwa, sukma, kesadaran rasionalitas, empiris (Jawa Kuna menyebut kasunyatan atau  kenyataan; fakta), atau apa yang dikatakan Hegel sebagai Roh Dunia Weltgeist ("world spirit");  

Hakekat sama ditafsir bahwa  "seperti apa yang dikatakan Gadamer bahwa Sedulur Papat Limo Pancer" (Kajian Filsafat Roh Jawa) tidak bisa dipahami dengan cara mudah dan gampang karena:

  1. Kendala pengetahuan yang objektif kendalanya menurut Gadamer adalah Masalah Prasangka  (penyimpulan tergesa-gesa) dalam Sedulur Papat Limo Pancer" prasangka [pra-penilaian (Vorurteil);termasuk perlawanan  prasangka melawan prasangka. Memahami "Sedulur Papat Limo Pancer" dapat melibatkan emosi diri, kepentingan, kekuasaan, akibatnya sehingga tidak ada sesuatu itu di sebut paling objektif;
  2. Tidak mungkian memahami atau mengerti tanpa Aplikasi/Praktik  juga bersamaan atau sama dengan pemahaman; Pemahaman "Sedulur Papat Limo Pancer" terjadi justru ketika diaplikasikan atau terjadi pada pembatinan atau Trirakat Prihatin. Opini adalah pemahaman itu sendiri. Aplikasi terjadi menjadi pemahaman, ketika menilai efek masa lalu, dan apa efeknya ke depan.  Persis ketika menerapkannya hasil aplikasi disitulah terjadi pemahaman. Atau "Sedulur Papat Limo Pancer" diaplikasikan pada atau gabungan antara pengalaman Jiwa dengan Tubuh (Ponty, dan Descartes); maka ia bersifat Pemahaman adalah (Manunggaling") atau  Berbentuk subyek dengan-subyek (inter_subyektif) sekaligus Tubuh adalah subjek dan objek.
  3. "Sedulur Papat Limo Pancer" adalah bentuk peleburan fusi horizon atau: cakrawala pemahaman; horizon masa lampau, untuk memahami kekinian. Atau disebut Gadamer sebagai Bildung (cara baru mamahami "Sedulur Papat Limo Pancer"); Aku menangguhkan pendapatkan ku, demikian juga engkau, supaya kita temukan sesuatu yang baru. Atau oleh Plato/Platon dinamakan revisi atau pendalaman pada doxa (pendapat/opini).
  4. "Sedulur Papat Limo Pancer" tidak hanya dipahami pada mental Historis tapi dia adalah proyeksi interprestasi ke Masa Depan dan membuka seluruh kemungkinan=kemungkinannya untuk masa depan  (membuat rencana) atau membuat kita bereksistensi masa depan. Caranya adalah memiliki sebelumnya (pengertian) atau mendahului (free having). Menghuni dulu (pemahaman dulu) dan kemudian baru interpreasi (perkembangan pemahaman) baru membangun. Atau Sedulur Papat Limo Pancer" adalah Menghuni dulu baru membangun;

Artinya (1,2,3,4) adalah Tanpa manusia maka tidak ada "Sedulur Papat Limo Pancer"; dalam perjalanan mencari air purwita sari atau pencarian Tuhan yang Maha Esa; hanya manusia yang memahaminya, tentu dikaitkan dengan unsur seluruh unsur alam makro kosmos (air,angin, udara, api, bulan, bintang, matahari dll) baik yang bersifat jasmani, rohani, yang dapat diindrawi ataupun non indrawi; Kita semua dibentuk oleh "perjumpaan" yang dapat diketahui ataupun tidak diketahui; 

Wujud ini saya sebut sebagai Erlebnis (dunia pengalaman batin) berbentuk (jamak = pengalaman batiniah yang di hayati) disebut life Experience= pengalaman yang dihayati (Jawi menyebut mata batin manusia); maka tidak mungkin memahami Sedulur Papat Limo Pancer"; tanpa menggunakan apa yang disebut Dilthey sebagai VERSTEHEN (Understanding), sisi dalam, fakta mental, berpartisipasi dalam komunitas, dan  life expression (mental roh Jawa);atau memahami apapun dengan cara sisi dimensi batiniahnya; maka definisi JAWA artinya mengerti atau memahami dengan mata batin; tentu dengan tidak mengabaikan peran rasionalitas, dan seni tiruan (mimesis); seperti pada kalimat sadulur ingkang karimatan lan mboten karimatan;

Setelah memahami lingkup dan cara pandang pada Filsafat Roh Jawa Kuna atau Indonesia lama JAWA artinya mengerti atau memahami dengan mata batin; untuk memperoleh suatu kasunyatan, maka berikut ini beberapa cara pengertian "Sedulur Papat Limo Pancer"; dimaknai secara hermeneutika semiotika sebagai berikut;

Pertama  (1)

Pada teks "Pikulan Tunggal, atau ada sebelum segala sesuatu ada, dikenal dengan nama 'Sanghiyang Wenang/Sanghiyang Tunggal", atau "Batara Tunggal"  memiliki "telor dengan aneka warna  yang dipuja secara terus dengan terus bertanya dalam batin tentang telor tersebut dan  akhinya pecah menjadi tiga bagian: yakni  

Kulitnya Tejo Matri atau Togog;

Putih telor Ismoyo atau Semar

Manik Moyo atau Batara Guru.

Bersambung ....ke tulisan ke 2___

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun