Filsafat Dualisme Kant  Antara Noumena dan Fenomena
Immanuel Kant (1724-1804) diakui sebagai filsuf Jerman yang terbesar dan paling berpengaruh dalam perjalanan filsafat Barat modern;Â
Immanuel Kant mensintesis rasionalisme dan empirisme modern awal, menetapkan istilah-istilah untuk banyak filsafat abad ke-19 dan ke-20, dan terus menggunakan pengaruh signifikan saat ini dalam metafisika, epistemologi, etika, filsafat politik, estetika, dan bidang lainnya.
Pada tulisan ini saya membahas 1 topik tentang  Filsafat Dualisme Immanuel Kant atau Dualisme Kant, merupakan salah satu dari faktor utama yang menentukan arah filsafat Modern menyusul filsafat Dualisme Rene Descartes (1596-1650),  atau Dualisme Cartesian;Â
Baca juga : Noumena dalam Pandangan Kantian Serta Agama
Hekekat Dualisme Kantianisme adalah kembali pada idea Platon kepada dunia fenomena, dan dunia realitas noumena;
Secara sederhana Immanuel Kant  mengartikan Noumena adalah  benda/objek pada dirinya sendiri (das Ding an sich). Immanuel Kant menyatakan Manusia tidak dapat mengetahui noumena.Â
Sedangkan fenomena adalah benda/objek yang terberi kepada saya, dan kemudian dapat saya pahami atau tangkap melalui penggunaan data indrawi;
Berbeda dengan Platon, karena bagimanapun dualism Kant menghasilkan tendensi skeptis pada filsafat modern, dan menolak kemungkinan pengetahuan konseptual tentang dunia noumena.
Baca juga : Perlukah Merevolusi Pemahaman Terhadap Istilah Fenomena-Noumena?
Filsafat Plato atau Platon dilain pihak memandang dunia Noumenal sebagai objek ilmu sains atau filsafat; namun baik Platon dan Kant sama-sama berusaha menemukan episteme ilmu atau cara memahami ilmu [epistemology]; dan Ilmu pengetahuan (Science): pernyataan-pernyataan yang bersifat pasti/niscaya dan berlaku umum.