Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Alegori Gua dan Pendidikan Manusia

22 Februari 2020   21:50 Diperbarui: 22 Februari 2020   21:55 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alegori Gua, dan Pendidikan Manusia

Kegilaan ilahi akan cinta erotis; Dalam dialog lebih lanjut tentang kebangkitan cinta pada kekasih untuk yang dicintai, Socrates menceritakan bagaimana kuda-kuda bereaksi ketika jiwa bertemu dengan pemandangan seorang anak laki-laki yang cantik dan hasrat yang dilimpahkannya:

Maka mereka mendekat, dan pandangan orang-orang terkasih menyilaukan mata mereka. Ketika pengemudi melihatnya, pemandangan itu membangkitkan ingatan akan keindahan absolut; dia melihat dia kembali bertahta di tempat sucinya yang dihadiri oleh kesucian.

Saat memikirkan itu dia jatuh terlentang ketakutan dan kekaguman, dan dengan melakukan hal itu pasti menarik kendali begitu kuat sehingga dia membawa kedua kuda itu ke atas paha mereka; kuda yang baik memberi jalan dengan sukarela dan tidak berjuang, tetapi kuda yang bernafsu itu menolak dengan segala kekuatannya.

Akhirnya, setelah beberapa kali pengulangan perlakuan ini, kuda yang jahat meninggalkan cara-caranya yang penuh nafsu; patuh sekarang dia mengeksekusi keinginan sopirnya, dan ketika dia melihat orang yang dicintai siap mati ketakutan. Jadi akhirnya muncul bahwa jiwa kekasih menunggu kekasihnya dalam penghormatan dan kekaguman. (Platon, Phaedrus)

Alih-alih menganggap cinta yang diilhami sang kekasih sebagai kebodohan belaka, Socrates menyatakan bahwa persahabatan seorang kekasih itu mulia dan diberkati oleh para dewa itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun