Meskipun Aquinas adalah orang yang beriman mendalam, ia menyediakan kerangka kerja filosofis untuk proses keraguan dan penyelidikan ilmiah terbuka. Dia mengingatkan kita  kebijaksanaan (yaitu, ide-ide yang kita butuhkan) dapat berasal dari berbagai sumber.
Dari intuisi tetapi juga dari rasionalitas, dari sains tetapi juga dari wahyu, dari orang-orang kafir tetapi juga dari para bhikkhu: ia bersimpati terhadap semua ini; dia mengambil dan menggunakan apa pun yang berhasil, tanpa peduli dari mana ide itu berasal.
Itu terdengar jelas, sampai kita melihat betapa seringnya kita tidak melakukan ini dalam hidup kita sendiri: seberapa sering kita merasa jijik jika suatu ide datang dari sumber yang kelihatannya 'salah': seseorang dengan aksen yang salah, surat kabar dengan keyakinan politik yang berbeda dengan kita, gaya prosa yang tampaknya terlalu rumit, atau terlalu sederhana - atau seorang wanita tua dengan topi wol.
Daftar Pustaka:
Martin, Christopher. The Philosophy of Thomas Aquinas: Introductory Readings. London: Routledge Kegan & Paul, 1988.
Pieper, Josef. Guide to Thomas Aquinas. New York: Pantheon, 1962
Weisheipl, James A. Thomas D'Aquino: His Life, Thought and Work. Washington, Catholic University of America Press, 1974.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H