Ini merujuk pada jenis pekerjaan tertentu di mana peran atau posisi individu didefinisikan dengan jelas. Ini melibatkan bekerja pada tugas tertentu dengan harapan mendapat kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan.Â
Istilah "pekerjaan" juga digunakan sebagai pengganti kata "bekerja," tetapi pekerjaan memiliki konotasi yang terpisah.
Kata "work" digunakan sebagai kata benda dan juga kata kerja. Pekerjaan kata benda pertama kali muncul pada tahun 1650-an untuk merujuk ke tempat industri.Â
Itu berasal dari kata Inggris Kuno "worc" atau "weorc" yang berarti "sesuatu dilakukan, tindakan, atau bisnis." "Pekerjaan" didefinisikan sebagai "aktivitas fisik atau mental yang dilakukan untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu."Â
Ini adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya atau tanggung jawabnya terhadap majikannya atau orang lain.
Ini memiliki arti yang lebih luas dan dapat merujuk ke semua jenis kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu. Ini bisa menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya kepada keluarganya seperti memasak makanan dan membersihkan rumah.Â
Itu juga bisa menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang karena dia suka melakukannya seperti berkebun atau membantu di gereja. Seorang individu tidak selalu harus dibayar untuk pekerjaannya tidak seperti pekerjaan di mana ia dibayar untuk berprestasi.
Bukankah aktivitas "Seks" adalah mengalami aktivitas, rangsangan, kehendak, gerak tubuh, kesadaran, dan energi? lalu mengapa mengapa Pekerja Seks Dianggap Bukan Kerja?
Dalam ekonomi global dengan pasokan dan permintaan barang dan jasa yang konstan, kesenangan seksual telah menjadi sekadar komoditas lain. Persepsi historis tentang seks sebagai tindakan sakral dan pribadi tidak berimplikasi pada kekebalannya terhadap komodifikasi.
Komodifikasi hubungan seksual, atau dikenal sebagai pelacuran, telah menjadi topik yang semakin kontroversial.
Beberapa berpendapat pelacuran adalah bentuk penindasan perempuan, sementara yang lain membuat argumen paradoks yang mendukungnya sebagai bentuk pembebasan perempuan. Perbedaan pendapat tentang pelacuran di masyarakat berakar pada perbedaan nilai-nilai gender normatif.