Untuk mewujudkan status asli diri atau Atman, ia harus melakukannya dengarkan (srabana) petunjuk spiritual tentang diri, dia harus membangun dengan kuat pengetahuan tentang diri melalui penalaran (manana) dan setelah itu ia harus bermeditasi pada diri sesuai dengan prinsip-prinsip yoga (nididhyasana). Dengan jenis ini perasaan, pengetahuan yang salah atau salah (mithya-jnana) dihancurkan.
Penghancuran salah atau pengetahuan yang salah mengarah pada penghancuran nafsu dan impuls (dosa). Penghancuran gairah menyebabkan kehancuran tindakan (pravritti) . Penghancuran tindakan menyebabkan kehancuran kelahiran kembali. Berhentinya kelahiran kembali berarti akhir hubungannya dengan tubuh dan akibatnya, dari semua rasa sakit dan penderitaan dan itu adalah pembebasan.
Dalam kondisi pembebasan, di sana bukan kesenangan maupun rasa sakit. Sekolah filsafat Samkhya menggambarkan moksha sebagai kaivalya . Konsep kaivalya di Sekolah filsafat Samkhya adalah perwujudan sikap acuh tak acuh dengan pengetahuan membebaskan diri seseorang dan penyatuan dengan alam semesta spiritual.Â
Samkhya mengakui purusa atau Diri sebagai abadi dibebaskan. Mereka berpendapat bahwa, untuk mencapai pembebasan dari penderitaan, pengetahuan tentang diperlukan perbedaan antara purusa dan Prakriti , i, e, vivekajnana .
Di negara bagian pembebasan, ada isolasi lengkap ( Kaivalya ) diri dari prakriti dan evolusi, kompleks tubuh pikiran. Pembebasan bisa diwujudkan ( jivanmukti ) dan tidak berwujud isolasi  [videhamukti) dari diri. Kita bisa melihat Dalam Yoga Philosophy "Yoga " adalah teori dan praktik keduanya. Sekarang Yoga sudah memperoleh penerimaan dunia yang jelas dan luas. Yoga  mempertimbangkan isolasi lengkap tentang diri dari pikiran (buddhi) dan sifat-sifat dan sifat-sifatnya sebagai kebebasan.Â
Di negara bagian pembebasan diri bersemayam dalam sifat esensialnya dan menyadari sifat intrinsiknya. Dalam Yoga Filsafat delapan anggota tubuh yoga (astanga-yogsadana) diperlakukan sebagai cara untuk moksha atau pembebasan Para filsuf Yoga berpendapat  avidya  atau ketidaktahuan adalah penyebab bandhan atau penderitaan.Â
Maka pertanyaannya adalah bagaimana menghapus avidya atau ketidaktahuan atau salah pengetahuan. Menurut Yoga Philosophy itu berusaha untuk mengakhiri kesadaran refleksif biasa (cittavrtti nirodh ) dengan kesadaran yang lebih dalam, lebih murni dan holistik ( asamprajata samadhi ).
Itu kondisi dasar dan primer untuk mencapai Moksha atau Yoga pembebasan, mendorong praktik (Abhyasa) dengan detasemen (vairagya), yang seiring waktu mengarah ke konsentrasi yang dalam (samadhi). Detasemen berarti penarikan diri dari dunia luar dan menenangkan pikiran, sementara praktik berarti penerapan upaya dari waktu ke waktu. Langkah-langkah tersebut diklaim oleh sekolah Yoga sebagai mengarah ke samadhi, kondisi kesadaran yang mendalam, pelepasan dan kebahagiaan yang disebut moksha.