Tetapi bagaimana jika bermensch adalah semacam pahlawan fiksi dalam drama pribadi penulisnya? Orang harus ingat  Nietzsche adalah seorang filolog klasik yang brilian dan pemuja tragedi Yunani kuno, terutama tragedi Aeschylus.Â
Festival Dionysian, memiliki lebih banyak kesamaan dengan ritual keagamaan daripada dengan hiburan, adalah forum di mana tragedi dilakukan. Para aktor mengenakan topeng yang dirancang untuk menciptakan rasa takut, serta menjadi sarana bagi aktor untuk memainkan beberapa peran.
Topeng adalah alat yang sangat ambigu yang memungkinkan suara untuk mengekspresikan emosi terdalam sementara meninggalkan ruang untuk yang tidak diketahui dan tidak diketahui; itu berfungsi sebagai layar proyeksi yang menarik bagi penonton.Â
Demikian pula, tulisan-tulisan Nietzsche sendiri tidak dapat disangkal bersifat teatrikal, bahkan opera, dan ia mengundang hadirin untuk berpartisipasi dalam produksi.Â
Dengan banyak topengnya, ia menciptakan dirinya sendiri dan merangsang pembaca untuk menciptakannya.Â
Mungkin bermensch adalah persona dramatis Nietzsche, sehingga yang tersembunyi dan tak terkatung-katung membentuk bagian dari desain dramatis yang memberikan keserampangan dari ketidakberuntungan individualnya dimensi universal, hampir kosmik. Selain berfungsi sebagai topeng untuk menyembunyikan diri yang rentan, Ubermensch menjadi simbol transfigurasi.