Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ras Manusia Bodoh Tidak Ada Habisnya

18 Agustus 2019   20:57 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:36 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ras Manusia Bodoh Tidak Ada Habisnya

Tidak Ada Gunanya Membenci Manusia Ras Bodoh demikian pesan Platon atau Plato, atau Platone. Mengapa sampai muncul pernyataan ini. 

Baiklah saya uraikan singkat saya bisanya tulisan saja panjang bisa sampai 400.000 kata sampai membuat punggawa Admin Kompasiana bingung dan mungkin kesal [maaf ya]. 

Tulisan ini pendek saja. Secara episteme Mengapa sampai muncul pernyataan ini Tidak Ada Gunanya Membenci Manusia Ras Bodoh atau mengapa Ras Manusia Bodoh Tidak Ada Habisnya.

Dalam Penjelasan Platon mengapa ada manusia disebut Ras Manusia Bodoh Tidak Ada Habisnya atau semacam mengapa Tidak Ada Gunanya Membenci Manusia Ras Bodoh. ;

Ke [1] Kata Platon, pada  mitologi Yunani, manusia pada awalnya diciptakan dengan empat tangan, empat kaki, dan kepala dengan dua wajah. 

Khawatir akan kekuatan mereka, Zeus membelah mereka menjadi dua bagian yang terpisah, mengutuk mereka untuk menghabiskan hidup mereka untuk mencari bagian mereka yang lain.  

Jadi memang kebodohan dan kesalahan itu bisa terjadi karena manusia mencari apa yang ada diluar dirinya, justru yang menjadi masalah itu adalah diri sendiri. Musuh paling besar itu adalah memahami diri [self atau ego]. 

dalam wayang Bima Mencari Air Kehidupan atau kehidupan itu adalah pencarian diri menjadi diri sendiri sesuai kodratnya. Metafora Wayang Werkudara (atau Bima) mencari "Tirta Prawitasari", air kehidupan itulah manusia yang tidak rasional. Artinya Kehidupan itu tidak bisa didefinisikan secara finalitas.

 Ke [2] "Socrates adalah yang paling bijaksana, berkata  ["Saya tahu saya tidak tahu apa-apa"] merupakan paradox Socrates. Maka makna tafsir  bisa diartikan jika hidup ini sendiri sudah sulit dipahami,  bersifat tidak disadari, dan  diri sendiri saya tidak bisa kita pahami, maka apa salahnya memberikan orang lain untuk hidup sesuai pilihannya.  Jadi semua hidup ini adalah pilihan masing-masing semua adalah kebebasan, dan risikonya masing-masing;

Ke [3] Manusa Beragama menyatakan ["terjadilah KehendakMu maksudnya Tuhan], maka semua yang ada didunia ini adalah kehandak Tuhan, mau baik mau buruk, mau kaya mau tidak, mau sakit mau sehat, mau ada pekerjaan atau tidak ada pekerjaan dan seterusnya [terima saja atau disebut terima kasih]. Bentuk kepasrahan paling dalam karena hidup ini tidak bisa dimengerti. Jawa Kuna menyebut [Nrimo Ing Pandum]. Masih belum puas penjelasan  saya?. Mau lebih dalam lagi bisa juga diberikan penjelasan.

 Ke[4] Pada tokoh lain pada akhirnya sama betapa dunia ini tidak mudah dipahami, sehingga memang kebodohan itu adalah milik wajib umat manusia tidak pandang siapapun dimanapun, dan apapun intinya semua manusia itu berdosa, bersalah, dan memang ada bibit awal jelek tidak bisa diubah. 

kebodohan, kejahatan itu wajib ada tidak mungkin dihilangkan 100%.  Wajar Jika Immanuel Kant menyatakan penampakan objek bukanlah objek, atau sesuatu objek pada dirinya sendiri tidak pernah di ketahui, maka semua hal bersifat (noumena) tidak pernah umat manusia dapat ketahui. 

David Hume menyatakan semua didunia ini hanyalah  kemampuan persepsi manusia. Hans-Georg Gadamer (curiga kebenaran adalah upaya  penyimpulan tergesa-gesa atau (Vorurteil), Martin Heidegger (curiga pada kebenaran itu keras kepala dan suka menyembunyikan diri atau Aletheia, atau (9) Arthur Schopenhauer curiga pada kehendak alam metafisis yang menyetir alam semesta tidak mampu ditundukkan akal budi manusia; dan semua umat manusia suka menyimpang;  (10) Rene Descartes mengambil sikap Skeptisisme. 

Akhirnya Friedrich Wilhelm Nietzsche menyatakan ide fixed adalah sebuah kekerasan, atau  tidak ada kebenaran bersifat tetap [fixed]. 

Manusia yang memegang kebenaran bersifat tetap [fixed] disebut Nietzsche sebagai manusia yang tidak paham arti kedalaman bahkan ini adalah upaya lahirnya tragedy.

Lalu jika melihat argumentasi [1.2,3,4] ini bagimana sikap sebaiknya diambil. Mungkin janganlah pernah menghakimi orang lain, tetapi ampuni kesalahannya, sebab salah benar itu hanya ada dalam bahasa, padahal bahasa bukan realitas sesungguhnya. 

Kata itu adalah mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan, kata bukan gambaran realitas sesungguhnya; Maka memang pada semua manusia wajib itu ras kebodohan ada entah berlangsung sementara beberapa menit, jam, bulan tahuanan atau bersifat permanen. Tidak jelas dan tidak ada yang tahu persis dan pasti. Semua manusia bersalah dan berdosa. 

Filsafat menyebutnya pardadoks, Hegel menyebutnya Antitesis, Aristotle menyebutnya Negasi atau istilah lain hanya satyu kemungkinan (possible). Maka akhirnya Freud dan Carl Gustav Jung menyebutnya manusia itu adalah wujud  ketidaksadaran kolektif.

Jika kurang cukup penjelasan saya, maka terakhir yang meminjam pemikiran Platon tentang [Khora, atau chora] pada teks [52a8, d3). Bahwa alam semesta ini terbentuk sejak awal selalu ada perlawanan atau resistensi alam pada persilangan 4 anasir api, air, tanah, dan angin yang tidak mampu ditundukkan secara rasional manusia. 

Maka tangan manusia  tidak bisa ditekuk kebelakang, kaki manusia tidak bisa dilipat kedepan, dan seterusnya. Artinya hal didunia ini tidak semua bisa dipahami secara rasional, dan secara bebas sesuai kemauan. Maka semua didunia ini bersifat dualitas kosmos [tatanan] dan kekacauan [cheos].

Dan Socrates manusia paling bijaksana berkata : {"Gnothi Seauton kai meden agan"}, artinya ["kenalilah dirimu sendiri, dan jangan berlebihan"), terdapat pada Kuil orakel terkenal di Delphi Dewa Apollo dalam tradisi Yunani Kuna. Kamu itu  [ojo Dumeh] maka jadi manusia jangan sok tahu, sok pintar, sok benar, sok hebat, sok kuasa, sok tahu, kamu manusia bisa bukan manusia immortal.****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun